Solopos.com, SOLO — Mei 1998, 24 tahun lalu, menjadi bulan bersejarah karena menyimpan sejarah kelam bagi masyarakat Soloraya, khususnya Solo, yang lantas mengubah wajah kota salah satunya kawasan Coyudan. Aksi kerusuhan pecah berbarengan dengan gaung reformasi dan lengsernya Soeharto sebagai Presiden RI. Sejumlah bangunan menjadi saksi bisu huru-hara yang terjadi pada 13-15 Mei tersebut.
Di Jalan Slamet Riyadi, tepatnya di simpang empat Hotel Novotel terdapat satu bangunan toko yang tak dibangun ulang sejak saat itu. Berlokasi di jantung Kota Solo, toko bercat merah itu tampak sepi. Aktivitas yang ada hanyalah sejumlah pengemudi becak yang beristirahat di pelatarannya.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.