Solopos.com, SOLO -- Sudah 23 tahun sejumlah agenda reformasi berjalan di tempat. Padahal, tumbangnya pemerintahan Soeharto 21 Mei 1998 silam dibayar mahal dengan rentetan tragedi, dari Trisakti hingga pecahnya kerusuhan di Solo beberapa hari sebelumnya.
Wajah Indonesia kala itu jauh dari impian rakyat pada umumnya. Ekonomi bergejolak kala krisis moneter melanda, nilai mata uang jatuh, hingga harga melambung tinggi. Tapi itu hanya satu pemicu. Bara sebenarnya berpangkal dari demokrasi yang terbungkam dan ekonomi yang berpusat pada lingkaran elite penguasa. Itu terjadi selama puluhan tahun.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.