SOLOPOS.COM - Ilustrasi bencana (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, BOYOALLI — Seluruh wilayah Kabupaten Boyolali tahun ini masuk dalam daerah rawan bencana. Beberapa bencana yang dapat terjadi di Boyolali adalah kekeringan, banjir, tanah longsor, dan puting beliung.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, saat ditemui Solopos.com, Selasa (4/1/2022).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kurniawan menjelaskan 22 kecamatan di Boyolali masuk ke daerah rawan bencana dan BPBD Boyolali tetap bersiaga menghadapi bencana yang akan datang.”Semua 22 kecamatan di Boyolali masuk daerah rawan bencana. Jadi kita siagakan, kita buka komunikasi dengan relawan-relawan dan instansi terkait. Kalau ada berita masuk, kita respon 15 menit,” ungkap Kurniawan Fajar.

Baca juga: Belum Ada Solusi, 5 Wilayah di Boyolali Rawan Krisis Air Saat Kemarau

Ekspedisi Mudik 2024

Lebih lanjut, Kurniawan membagi beberapa daerah rawan bencana tersebut. Daerah Boyolali utara rentan dengan kekeringan, dan seluruh kecamatan di Boyolali berpotensi terjadi tanah longsor dan puting beliung.

“Untuk bencana kekeringan, biasanya Boyolali bagian utara seperti Kemusu, Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro, yang bukan Boyolali bagian utara hanya Tamansari. Untuk bencana lainnya, semua kecamatan berpotensi terjadi hal tersebut,” ungkapnya.

Kurniawan Fajar mencontohkan kasus tanah longsor juga pernah terjadi di Kota Boyolali, tak hanya di Kecamatan Selo.“Di Boyolali kota juga pernah longsor. Jadi rumahnya di atas sungai, terus longsor. Nggak hanya di Selo ya walaupun sana yang langganan,” ungkapnya.

Baca juga: Ada 4 Kasus Positif Covid-19 di Boyolali, Begini Kondisi Para Pasien

Untuk daerah rawan banjir, Kurniawan menjelaskan ada beberapa daerah yang mendapat bencana lebih dari satu jenis, misal pernah mengalami kekeringan juga mengalami banjir.

“Kalau banjir ada yang double, misal daerah Kemusu dan Juwangi, mereka banjir juga, kekeringan juga, longsor juga.” Kata Fajar.

Sulit Diprediksi

Mengenai daerah rawan bencana puting beliung, Fajar mengaku tidak dapat diprediksi. Untuk daerah rawan bencana Gunung Merapi, ia menyebutkan daerah Boyolali bagian atas.

“Untuk angin tidak dapat diprediksi, ya. Intinya tidak ada desa di Kabupaten Boyolali yang belum tersentuh bencana. Untuk daerah Selo, Cepogo, Tamansari dan Musuk yang dapat ancaman Gunung Merapi,” ungkap Fajar.

Baca juga: Disdikbud Beri Sinyal PTM di Boyolali Segera Dilaksanakan 100%

Lebih lanjut, ia mengimbau masyarakat Boyolali untuk waspada ketika cuaca mulai tidak bersahabat. “Misal cuaca mulai mendung, kumpulkan semua keluarga. Terus jangan taruh mobil di bawah pohon, kemudian jika rumahnya berada di atas tebing, ya bergeser dulu ke rumah tetangga yang tidak di atas tebing,” katanya

Terakhir, Fajar mengimbau kepada warga Boyolali untuk melaporkan ke BPBD jika ada bencana terjadi. Tak hanya bencana alam, Kurniawan juga mengingatkan tingginya bencana non alam seperti musibah tenggelam di waduk, tercemplung ke sumur dan bencana non alam lain.

“Laporkan kepada BPBD jika ada yang butuh bantuan, siaga 24 jam telepon ke 0276-324518. Tak hanya bencana alam, namun bencana non alam juga tinggi seperti kasus 9 orang tenggelam di Kedung Ombo, anak kecil tercemplung sumur, dan bencana non alam lain,” tutup Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya