SOLOPOS.COM - Para petani menggeropyok tikus di lahan pertanian Kelurahan Banmati, Sukoharjo, Minggu (19/1/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Petani di wilayah Kelurahan Banmati, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, geram dengan banyaknya tikus di areal persawahan mereka memasuki musim penghujan ini.

Mereka pun akhirnya angkat senjata untuk membasmi tikus-tikus yang dikhawatirkan akan merusak tanaman padi yang belum lama ini mereka tanam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ratusan orang berkerumun di pematang sawah Kelurahan Banmati, sambil membawa potongan kayu, cangkul, dan ember, Minggu (19/1/2020) pagi. Beberapa orang membawa jeriken berisi bahan bakar minyak (BBM).

Tak berapa lama kemudian, mereka menyebar membentuk kelompok mengelilingi areal persawahan. Mereka memburu tikus sampai ke lubangnya.

“Sebagian lahan pertanian sudah ditanami padi. Ada padi yang berumur dua bulan diserang tikus. Lahan pertanian yang diserang tikus sekitar 22 hektare. Petani tak bisa memanen padi,” kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kelurahan Banmati, Wahyono, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.

Biasanya, tikus keluar dari lubang tanah di sekitar areal persawahan pada malam hari. Jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor. Mereka langsung merusak batang tanaman padi di areal persawahan.

Kisah Giyo Si Pemulung 11 Tahun Tunggui TPS di Sragen Bikin Bupati Yuni Terenyuh

Tikus dapat berkembang biak secara cepat saat musim penghujan. Jumlah induk tikus bisa mencapai ratusan ekor.

“Setiap lubang berisi dua ekor-empat ekor tikus. Lubang tikus merata di sepanjang pematang sawah. Jumlah tikus yang dibasmi seratusan ekor,” ujar dia.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Sukoharjo, Havid Danang P.W., mengatakan tak sedikit petani yang sambat gara-gara serangan tikus yang mengganas. Havid lantas berkoordinasi dengan pengurus gapoktan untuk melaksanakan geropyokan tikus.

Geropyokan tikus dikemas menarik dengan pemberian hadiah berupa uang pembinaan bagi kelompok yang paling banyak membasmi tikus.

Mahapatih Keraton Agung Sejagat Menghilang, Mundur dari PNS karena Iming-Iming Raja Toto

“Kegiatan geropyokan tikus ini inisiatif para petani. Kami hanya memberikan support agar para petani bisa segera menanam padi. Jika petani gagal panen berpengaruh pada produktivitas padi di Sukoharjo,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya