SOLOPOS.COM - Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie. (ANTARA/Wuryanti PS)

Solopos.com, SEMARANG — Sebanyak 22 kejadian gempa bumi melanda Jawa Tengah sepanjang Januari 2021. Dari 22 kali kejadian gempa yang landa Jateng itu, tiga di antaranya bahkan mampu dirasakan masyarakat atau berkekuatan sedang.

Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, dalam acara jump pers yang digelar jajaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng secara daring, Senin (26/1/2021). “Sepanjang Januari ini ada 22 kali gempa di wilayah Jateng. Dari jumlah itu, tiga di antaranya bisa dirasakan warga,” ujar Ajie.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ajie menyebutkan 22 gempa yang landa Jateng sepanjang Januari ini. Gempa terbesar berada di wilayah Banyumas pada 14 Januari lalu.

Baca Juga: Pesawat CN235 Diminati Mancanegara, Ke Mana Saja Pasarnya?

Gempa itu diakibatkan pergerakan pada sesar aktif Ajibarang. Kekuatan gempa itu pun cukup besar yakni sekitar 5 Magnitudo.

“Dari tiga gempa yang bisa dirasakan itu dua di antaranya berkekuatan di bawah 5 Magnitudo. Sementara, yang berkekuatan 5 Magnitudo hanya satu, yakni di sesar Ajibarang,” ujar Ajie.

Ajie menambahkan untuk wilayah Jateng sebenarnya masuk kategori rawan bencana gempa. Hal itu dikarenakan Jateng memiliki banyak sesar aktif yang menjadi pemicu terjadinya gempa bumi yang terletak di darat dan tergolong sebagai gempa bumi kerak dangkal.

Baca Juga: Cek Bintangmu! Pemilik 6 Zodiak Ini Diramal Menikah 2021

“Jateng ini sebenarnya banyak sesar aktif. Tapi, hingga saat ini baru 7 sesar aktif yang teridentifikasi seperti sesar aktif di pegunungan Kendeng, Ungaran, Muria, dan lain-lain,” imbuhnya.

Deteksi Gempa

Kendati demikian, Ajie meminta masyarakat tidak khawatir. BMKG saat ini sudah memasang peralatan Warning Receiver System (WRS) untuk mendeteksi terjadinya gempa.

“Total ada 16 lokasi yang kita pasang WRS. Alat ini akan langsung memberikan informasi begitu terjadinya gempa, maupun dampaknya. Dengan peralatan ini, BMKG bisa langsung memberikan peringatan kepada masyarakat agar segera melakukan mitigasi bencana,” tutur Ajie.

Baca Juga: Ingin Palangkaraya Dilanda Bencana, Video 2 Remaja Viral

Disinggung apakah Jateng rawan bencana tsunami yang disebabkan gempa, Ajie mengaku hal tersebut tidak bisa diprediksi secara pasti.

Diakuinya, selama ini, masyarakat memang mendapatkan informasi akan potensi terjadinya gempa Megathrus. Gempa yang kerap didengungkan bakal landa Jateng itu berpotensi tsunami setinggi 3 m.

“Namun itu tidak bisa diprediksi secara pasti. Saat ini belum ada negara yang mampu memprediksi akan terjadinya gempa besar yang diikuti tsunami. Bahkan negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat saja belum bisa. Yang perlu kita lakukan saat ini meningkatkan kewaspadaan serta mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” ujar Ajie.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya