SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelaku perjalanan dan pemudik. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Pakar transportasi dari Univesitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, meminta pemerintah untuk lebih ketat dalam melakukan pengawasan terhadap pelaku perjalanan saat masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Hal ini menyusul telah terdeteksinya varian baru Covid-19, Omicron.

Djoko menyebutkan berdasarkan data Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Balitbang Kementerian Perhubungan ada sekitar 11 juta orang, atau 7,1% dari total penduduk Indonesia, yang akan melakukan perjalanan antarkota di akhir tahun 2021.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari jumlah sebanyak itu, 21,8% atau sekitar 2,3 juta berasal dari wilayah Jabodetabek, 20,2% atau 2,2 juta orang asal Jawa Tengah (Jateng), dan 19,7% atau 2,1 juta orang berasal dari Jawa Timur. Sedangkan daerah tujuan yang paling diminati paling banyak adalah wilayah Jabodetabek, yakni 22,9% atau sekitar 2,5 juta orang, 19,5% atau sekitar 2,1 juta orang ke Jateng, dan 18,5% atau sekitar 2 juta orang melakukan perjalanan ke wilayah Jawa Barat (Jabar).

Baca juga: Jelang Libur Nataru, Penumpang Penerbangan Internasional Ramai

Sementara itu, moda transportasi yang paling banyak dipergunakan diprediksi adalah kendaraan roda dua atau sepeda motor, yakni 28,%5 atau sekitar 3,1 juta orang. Kemudian mobil pribadi 23,3% atau sekitar 2,5 juta orang, bus 13,2% atau sekitar 1,4 juta orang, pesawat 9,8% atau 1,1 juta orang, dan 9,7% atau sekitar 1 juta orang akan menggunakan moda transportasi kereta api.

Puslitbang Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Balibang Kemenhub juga memprediksi puncak perjalanan masyarakat pada libur Natal adalah 24 Desember 2021, yakni 7,8% dan juga 25 Desember sekitar 7,2%. Sedangkan puncak pergi saat libur tahun baru adalah 31 Desember 2021, yakni 8,6%.

Kendati demikian, pergerakan arus lalu lintas atau perjalanan akan terlihat sepekan sebelum libur Natal dan setelah tahun baru, yakni 2 Januari 2022. Bahkan 2 Januari 2022 yang bertepatan dengan hari Minggu, diprediksi menjadi puncak arus balik Nataru.

Dengan potensi pergerakan atau mobilitas masyarakat yang cukup tinggi saat libur Nataru tersebut, Djoko pun mengimbau pemerintah untuk lebih ketat dalam melakukan pengawasan. Jangan sampai pergerakan masyarakat akan menimbulkan persebaran varian Omicron meluas dan munculnya gelombang ketiga Covid-19.

Baca juga: Polresta Solo Optimalkan Tugas Peleton Tracer Hadapi Libur Nataru

“Pengawasan di terminal penumpang, pelabuhan dan pelabuhan penyeberangan harus ditingkatkan. Kewajiban tes antigen bagi penumpang bus AKAP [antar-kota antar-provinsi] harus diterapkan. Bisa diberikan secara gratis. Selain itu, perlu diadakan penyuntikan vaksin Covid-19 di terminal-terminal penumpang,” ujar Djoko kepada Solopos.com, Senin (20/12/2021).

Djoko menyebutkan aktivitas transportasi yang tidak sehat bakal mendorong percepatan terjadinya perluasan suatu wabah penyakit. “Waspada virus Omicron adalah penting. Tapi, tidak perlu panik, sehingga harus menghentikan aktivitas transportasi karena berdampak pada aktivitas perekonomian. Bermobilitas secara sehat agar aktivitas ekonomi tetap bergerak,” imbuh Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya