SOLOPOS.COM - Ilustrasi bangunan sumur dari hasil program air minum sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).

Solopos.com, SRAGEN—Bantuan pengadaan air minum pedesaan di Sragen terus bertambah pada setiap tahunnya.

Pada 2022, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen mencatat ada penambahan sebanyak 35 lokasi yang menyebar di sejumlah kecamatan di Bumi Sukowati dengan alokasi anggaran sampai Rp13,5 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Angka di 2022 ini meningkat bila dibandingkan di 2021 sebanyak 27 lokasi.

Kepala DPU Sragen Raden Suparwoto kepada Solopos.com, Senin (8/8/2022), menerangkan sumber dana bantuan air bersih pedesaan itu berasal dari dana alokasi khusus (DAK), hibah air minum pedesaan (HAMP), dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menyebut pada 2022 ini alokasi DAK untuk air bersih mencapai Rp7,3 miliar dengan nilai bantuan Rp450 juta-Rp500 juta per lokasi yang menyebar di 14 lokasi.

Dia melanjutkan untuk bantuan HAMP 2022 senilai Rp3,2 miliar di 11 lokasi dengan sistem rembes. Dia mengatakan untuk HAMP ini di Jawa Tengah hanya ada di lima kabupaten, salah satunya di Sragen.

“Kalau pamsimas itu anggaran dari pusat langsung diberikan kepada masyarakat. Tahun 2022 ini ada 10 lokasi. Setiap lokasi mendapat bantuan Rp300 juta-Rp400 juta sehingga nilai dananya Rp3 miliaran. Kami melakukan pendampingan dalam pekerjaan pamsimas. Sebelumnya setiap desa penerima pamsimas harus membuat Kelompok Pengelola Sarana Prasarana Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) dengan SK kepala desa,” jelasnya.

Dia menerangkan pamsimas ini mulai dikembangkan pada 2005 lalu, seperti di wilayah Jetis Karangpung Kalijambe yang awalnya hanya 150 sambungan sekarang bisa berkembang menjadi 200 sambungan karena debit airnya bagus, 2-3 liter per detik.

Dia menjelaskan pamsimas itu sumber airnya dari sumur dalam dengan spesifikasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR).

“Sumber airnya betul-betul air dalam bukan air permukaan. Ketika mengebor dan menemukan sumber maka harus dipompa tanpa henti selama tiga hari. Apabila tidak habis makan cadangan airnya cukup. Airnya pun harus memenuhi standar baku mutu dengan uji laboratorium. Mencari sumber air itu gampang-gampang susah, seperti di Jekani Mondokan itu mengebor delapan kali baru mendapatkan sumber air,” ujar Woto, sapaan akrabnya.

Dia menerangkan dalam melayani masyarakat sudah ada komitmen dari DPU dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Dia mengatakan dalam kesepakatannya pemerintah tidak akan masuk ke wilayah yang sudah digarap PDAM. Berikut jumlah layanan air bersih non PDAM yang tercatat sejak 2008 hingga 2022 yang mencapai 306 lokasi.

Jumlah Layanan Air Bersih non PDAM di Kabupaten Sragen 2008-2022

No Kecamatan APBN/APBD (Pamsimas) dan HAMP DAK APBD Total
1  Gemolong 11 7 2 20
2 Gesi 7 5 0 12
3 Gondang 7 5 2 14
4 Jenar 8 4 1 13
5 Kalijambe 15 8 0 23
6 Karangmalang 4 0 0 4
7 Kedawung 6 3 1 10
8 Masaran 12 0 8 20
9 Miri 12 6 1 19
10 Mondokan 11 4 0 15
11 Ngrampal 5 3 3 11
12 Plupuh 27 8 1 36
13 Sambirejo 4 0 2 6
14 Sambungmacan 8 1 4 13
15 Sidoharjo 8 6 7 21
16 Sragen 1 2 2 5
17 Sukodono 7 3 1 11
18 Sumberlawang 12 1 2 15
19 Tangen 9 6 1 16
20 Tanon 15 6 1 22
 Total 189 78 39 306

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya