SOLOPOS.COM - Ilustrasi krisis air bersih. Wasimin, warga Dukuh Brungkah, Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Klaten, Rabu (8/6), melihat bak air yang sudah kosong sejak tiga hari sebelumnya. Warga Brungkah membutuhkan bantuan air bersih untuk keperluan minum dan memasak karena air sumur tercemar bakteri E.coli penyebab muntah dan berak atau muntaber. (Solopos/Muhammad Khamdi)

Solopos.com, KLATEN – Sekitar 20 desa di Klaten mulai mengalami krisis air bersih. Penyaluran bantuan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten mulai dilakukan pekan depan.

Sopir Truk Meninggal Mendadak di Lereng Merapi Klaten, Warga Tak Berani Mendekat

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu desa yang mulai mengalami krisis air bersih yakni Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang. Sejak sepekan terakhir, warga mulai mencukupi kebutuhan air bersih dengan membeli dari para penyuplai.

Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno, mengatakan harga rata-rata pembelian air bersih Rp250.000/tangki ukuran 5.000 liter. Pembelian ini dilakukan setelah stok air bersih di bak penampungan masing-masing rumah menipis.

“Kalau kebutuhan air untuk ternak mengandalkan dari air embung. Pembelian air untuk menyukupi air bersih di masing-masing rumah,” urai Sutarno saat ditemui Solopos.com di Tegalmulyo, Jumat (3/7/2020).

Sita 350 Botol Miras, Polres Klaten Temukan Ciu Gedang Klutuk, Apa Itu?

Pemerintah Desa Tegalmulyo sudah mengusulkan bantuan air bersih ke BPBD Klaten agar bisa menggelontorkan bantuan air bersih sebanyak 150 tangki. Dia menjelaskan sekitar 500 keluarga menjadi langganan terdampak krisis air bersih di salah satu desa yang berada pada lereng Gunung Merapi tersebut.

Sutarno menjelaskan upaya untuk membebaskan desanya dari krisis air bersih saban tahun sudah dilakukan. Salah satunya dengan mencari potensi sumber air di sekitar desa setempat.

“Sudah ada yang teraliri air bersih seperti di Dukuh Girpasang yang memanfaatkan dari sumber mata air di Kali Jero Omah. Kami juga sudah menemukan dua lubang sumur. Namun, untuk pengangkatan air masih belum karena anggaran belum ada,” kata dia.

Di-PHK, Warga Delanggu Klaten Ajak Anak & Istri Mencuri Motor

Tersebar ke Enam Kecamatan

Berdasarkan data yang dihimpun di BPBD Klaten, daerah yang mulai mengalami krisis air bersih berada di 20 desa tersebar di enam kecamatan. Jumlah itu berdasarkan daerah-daerah yang sudah mengajukan permintaan bantuan air bersih.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, mengatakan penyaluran air bersih direncanakan dimulai pekan depan. Penyaluran kali pertama dilakukan ke Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang sebagai desa yang kali pertama mengajukan permintaan bantuan air bersih.

Haris menjelaskan ada empat truk yang dioperasikan untuk penyaluran air bersih ke berbagai daerah yang sudah mengajukan permintaan. “Pada tahap pertama ini kami mengoperasikan empat truk dan masing-masing sehari tiga rit. Artinya total ada 12 rit penyaluran air bersih setiap harinya dengan setiap tangki berukuran 5.000 liter,” kata dia.

Pernah Putus Sekolah, Sarijo Klaten Ingin Sepeda Kayu Ubah Hidupnya

Haris mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG, wilayah Klaten mulai memasuki musim kemarau pada Mei hingga November dan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus. Sementara, anggaran untuk penyaluran bantuan air bersih dari APBD hanya cukup untuk memenuhi penyaluran bantuan air bersih selama tiga bulan.

Pasalnya, anggaran terpangkas lantaran sebagian dialihkan untuk penanganan Covid-19. Dari rencana anggaran Rp200 juta (bisa untuk 800 tangki air bersih) menjadi Rp150 juta (untuk 600 tangki air bersih).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya