SOLOPOS.COM - Angkutan pengumpan (feeder) Batik Solo Trans. (Solopos-M. Ferri Setiawan)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo segera mengerahkan 20 unit kendaraan pengumpan (feeder) Batik Solo Trans (BST) untuk mengangkut siswa SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 18 Solo.

Sepuluh unit angkutan gratis bakal diujicobakan untuk mengangkut siswa SMP Negeri 3 Solo dari gedung lama yang berlokasi di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, ke gedung baru di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sepuluh unit lainnya melayani rute SMPN 18 di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, ke gedung lama SMPN 3. Kedua rute berlaku bolak-balik atau pulang-pergi.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan siswa SMP Negeri 18 untuk sementara bakal menggunakan gedung lama SMP Negeri 3 saat bangunan sekolahnya dibangun.

“Ini adalah proyek percobaan. Gedung SMP Negeri 18 kan mau ambruk, nah, setelah SMP Negeri 3 pindah ke Karangasem, siswa SMP Negeri 18 sementara belajar mengajar di gedung lama SMP Negeri 3, jadi pinjam tempat. Kami akan membangun kembali gedung SMP Negeri 18 pada 2020,” kata dia, ditemui seusai paparan proyek percontohan angkutan sekolah di Lodji Gandrung, Jumat (29/11/2019).

Rudy, sapaan akrabnya, mengatakan proyek percontohan tersebut masih akan dievaluasi setelah berjalan satu tahun. Setelah adanya zonasi sekolah kemungkinan di tahun-tahun mendatang siswa tidak membutuhkan transportasi sekolah, karena rumah dekat dengan sekolah.

“Kesepakatannya, siswa berkumpul dan menunggu di masing-masing sekolah sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Jika setiap angkutan bisa mengangkut 12 siswa, maka dibutuhkan dua kali tarikan karena tiap sekolah ada 240an siswa,” jelasnya.

Kepala UPT Transportasi Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, M. Yulianto, mengaku menyiapkan anggaran senilai Rp1 miliar untuk operasional 20 angkutan sekolah selama satu tahun.

Armada tersebut khusus untuk angkutan sekolah sehingga hanya beroperasi saat jam berangkat dan pulang sekolah. Selebihnya, mereka harus stand by di kantor Dishub Solo.

“Petugasnya menggunakan tenaga alih daya atau outsource, nanti akan kami lelangkan. Beda perlakuannya dengan angkutan feeder. Unitnya baru semua, hasil pengadaan tahun ini, jadi enggak ada tulisan trayek atau kode angka. Teknisnya kami masih berembuk dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan (Disdik),” jelas Yuli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya