SOLOPOS.COM - Ilustrasi dropping air bersih (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO — Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum atau PDAM Tirta Makmur Sukoharjo membangun dua sistem penyediaan air minum (SPAM) untuk mengatasi krisis air bersih di sejumlah wilayah.

Rencanaya, dua SPAM itu akan dibangun di wilayah Kecamatan Gatak dan Kecamatan Tawangsari. Anggaran pembangunannya mencapai Rp32 miliar. Pembangunan dua SPAM itu  diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan air bersih sekitar 3.670 pelanggan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perumda Tirta Makmur Sukoharjo, Dwi Atmojo Heri, menyampaikan hal tersebut di sela-sela pembinaan dan pelatihan pegawai di Hotel Tosan, Solo Baru, Minggu (3/10/2021).

Baca Juga: Vaksinator Sukoharjo Datangi Rumah-Rumah Warga yang Emoh Divaksin

Dana pembangunan dua SPAM tersebut berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senilai Rp32 miliar. Pembangunan dua SPAM itu diharapkan bisa mengatasi krisis air bersih yang kerap terjadi terutama saat musim kemarau di Sukoharjo.

“Estimasi jumlah pelanggan air bersih yang dipasok SPAM Gatak dan Tawangsari sebanyak 3.670 sambungan rumah tangga. Sekarang masih dalam proses pengerjaan konstruksi fisik di pinggir Sungai Bengawan Solo,” katanya, Minggu.

Heri, sapaan akrabnya, menyampaikan SPAM Tawangsari dibangun di Desa Dalangan untuk memasok kebutuhan air bersih di beberapa desa wilayah Kecamatan Sukoharjo, Nguter, dan Tawangsari.

Baca Juga: Diduga Mabuk, Pemuda Sawit Boyolali Meninggal Tabrak Pohon di Kartasura

Payung Hukum

Desa/kelurahan itu antara lain Kelurahan Banmati, Kenep, dan Kriwen di Kecamatan Sukoharjo; Desa Tanjung di Kecamatan Nguter, serta Desa Tambakboyo di Kecamatan Tawangsari.

Sedangkan SPAM Gatak dibangun di sekitar wilayah Desa Blimbing. Pasokan air bersih dari SPAM Gatak difokuskan untuk menyuplai wilayah Kecamatan Grogol.

“Potensi niaga dan bisnis di wilayah Grogol terutama kawasan Solo Baru sangat tinggi. Khusus SPAM Gatak diprioritaskan untuk melayani pelanggan wilayah Kecamatan Grogol,” ujarnya.

Baca Juga: Jadi Percontohan, KWT Trangsan Sukoharjo Berdayakan Ibu-Ibu Berkebun

Heri menjelaskan pengelolaan air bersih ditopang payung hukum berupa Perda No 12/2019 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Makmur. Dalam regulasi itu diatur penyertaan modal produksi yang disepakati Pemkab Sukoharjo dan DPRD Sukoharjo.

Hal ini menjadi salah satu indikator penilaian sistem pengelolaan air bersih yang dilakukan pemerintah pusat. Saat ini, lanjut Heri, Perumda Tirta Makmur Sukoharjo tengah mengebut pemasangan sambungan rumah tangga penerima bantuan hibah air minum perkotaan.

Biaya Sambungan Rumah

Jumlah penerima bantuan hibah sekitar 1.000 pelanggan. “Penerima bantuan hibah hanya membayar biaya pemasangan sambungan rumah tangga senilai Rp500.000. Biaya pemasangan sambungan rumah tangga itu diangsur 10 kali selama 10 bulan.”

Baca Juga: Terjebak Pinjol, Harta Perempuan Boyolali Ludes Ratusan Juta Rupiah

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mengatakan Perumda Tirta Makmur Sukoharjo sebagai operator pengelola air bersih diminta meningkatkan kinerja dalam melayani pelanggan.

Air bersih menjadi kebutuhan pokok sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan masak. Apabila ada aduan dari masyarakat harus segera ditindaklanjuti selama 24 jam. Perumda Tirta Makmur Sukoharjo bisa bersinergi dengan pihak lain untuk menyumbang pemasukan pendapatan asli daerah (PAD) Sukoharjo.

“Pegawai Perumda Tirta Makmur Sukoharjo adalah pelayan masyarakat. Harus siap 24 jam setiap hari jika masyarakat mengeluhkan gangguan pasokan atau kualitas air bersih. Bupati juga pelayan masyarakat. Sama dengan pegawai pegawai Perumda Tirta Makmur Sukoharjo,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya