SOLOPOS.COM - Warga melihat yoni yang berada di lahan terdampak tol Solo-Jogja di sawah Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Selasa (21/9/2021). Jalan tol bakal dibuat melayang di atas kawasan yoni tersebut dengan mendirikan tiang-tiang pancang. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN– Situs cagar budaya pada lahan untuk jalan tol Solo-Jogja tak hanya ada di wilayah Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Situs Wonoboyo di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, juga bakal terdampak proyek strategis nasional tersebut.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Yuli Budi Susilowati, mengatakan ada dua kawasan yang merupakan situs serta terdapat objek diduga benda cagar budaya terdampak langsung oleh proyek tol Solo-Jogja. Namun, hanya kawasan di Keprabon yang saat ini terdapat objek diduga benda cagar budaya berupa yoni serta gundukan tanah yang terdapat tumpukan batu bata merah dan batu bolder.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Di Wonoboyo itu hanya lokasi yang pernah ada penemuan. Sepertinya saat ini sudah tidak ada temuan lagi. Tetapi kawasan itu sudah menjadi situs penemuan Wonoboyo,” kata Susi saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (28/9/2021).

Baca Juga: Okupansi Hotel di Boyolali Mulai Naik

Dari informasi yang dihimpun Solopos.com, pada era 1990-an pernah ditemukan artefak emas dan perak peninggalan Mataram Kuno di kawasan yang saat ini menjadi situs Wonoboyo. Temuan langka itu hingga kini tercatat sebagai penemuan paling spektakuler dari nilai historis hingga seni.

Artefak emas dan perak yang ditemukan kini menjadi koleksi masterpiece di Museum Nasional. Sama halnya dengan di kawasan yoni Keprabon, Susi mengatakan bakal ada rekayasa teknik yang dilakukan pelaksana pembangunan jalan tol di kawasan situs Wonoboyo.

Dimungkinkan, rekayasa teknik yang dilakukan dengan membikin jalan tol berada di kawasan situs Wonoboyo sama halnya dengan rekayasa teknik yang dilakukan di kawasan yoni Keprabon. “Saat pembahasan di awal memang sama akan dilakukan rekayasa teknik [kawasan situs tetap dipertahankan],” ungkap dia.

Baca Juga: Angkringan di Delanggu Ini Beri Diskon 50% ke Penyandang Disabilitas

 

Terima Usulan

Disinggung permintaan sejumlah umat Hindu agar yoni tak dipindahkan dan kondisi kawasan tetap beratapkan langit, Susi mengatakan hingga kini Pemkab belum menerima usulan tersebut. Namun, mereka bisa mengajukan usulan tersebut ke pelaksana proyek tol maupun Pemkab.

“Sampai saat ini memang belum berkomunikasi dengan kami. Bisa langsung berkomunikasi dengan PPK [pejabat pembuat komitmen] atau melalui dinas biar ada solusi terbaik,” kata Susi.

Sebelumnya, belasan umat Hindu di wilayah Polanharjo menggelar sembahyang di kawasan yoni Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, yang bakal terdampak proyek tol Solo-Jogja, Minggu (26/9/2021). Mereka berharap yoni tak dipindahkan serta ada akses untuk menuju kawasan tersebut agar bisa tetap bersembahyang di kawasan tersebut.

Baca Juga: Pemilihan Peserta PTM di Wonogiri Dilakukan Selektif

Selain itu, mereka meminta agar tak ada bangunan di atasnya atau kawasan yoni tetap beratap langit.  Salah satu pemuda Hindu Klaten, Ketut Megantara, berharap kedua ruas jalan tol bisa menghindari kawasan temuan yoni di Keprabon.

Dia berharap posisi yoni di tengah kedua ruas jalan tol dengan naungan langit atau tak ada bangunan di atasnya. “Yang bagus itu pada kawasan yoni ini dibuat semacam hole, seperti lingkaran sehingga jalan tol berada di sampingnya [bagian atas kawasan yoni tetap terhubung langsung dengan langit atau tidak terhalang bangunan] dan ada akses untuk menuju ke tempat yoni ini. Karena dalam peribadatan, tempat pemujaan itu atasnya harus langit,” kata Ketut Megantara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya