SOLOPOS.COM - Pertunjukan seni unik oleh 2 seniman Magelang (Sumber: Beritamagelang.id)

Solopos.com, MAGELANG — Sejak pandemi Covid-19 merebak pada bulan Maret 2020 lalu hingga saat ini, para pelaku seni pertunjukan mengalami dampak yang sangat besar dikarenakan mereka tidak bisa melakukan pementasan langsung di depan para penonton dan hanya diperbolehkan tampil secara daring.

Kondisi ini mendorong dua seniman di Kabupaten Magelang menggelar aksi kampanye melawan Covid-19 dengan seni pertunjukan unik, yaitu melarung sebuah lukisan. Mengutip situs Beritamagelang.id, Senin (26/7/2021), pertunjukan unik itu mengangkat tema Lawan Covid-19 dan menampilkan pelukis Tantto dan berkolaborasi dengan penari Sujono Keron.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pertunjukan unik ini digelar tanpa dihadiri penonton, meskipun demikian mereka tetap tampil secara natural di antara lahan sawah Valeria Art Studio di Dusun Garonan, Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun. Tantto mengatakan bahwa pertunjukan ini tujuannya untuk memberikan rasa empati dan simbati dengan wabah Covid-19 yang melanda negeri sejak satu tahun yang lalu.

Baca Juga : Disparpora Magelang Ajak Warga Tulis Pengalaman Wisata Lokal

Dalam pertunjukan ini tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti menggunakan masker dan tidak menghadirkan penonton. Penampilan yang digelar pada hari Kamis (22/7/2021) itu menyuguhkan hasil goresan kuas Tantto di atas kanvas berukuran 1,5 meter dan berupaya menceritakan kepedihan kondisi Covid-19 yang menyebabkan banyaknya jiwa berjatuhan sehingga harus mengbah pola hidup menuju kenormalan baru, seperti memakai masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan.

Demikian pula dengan gerak penari Sujono dengan lagu Jawa lirih. Pada selembar selendang, Sujono menata puluhan masker. Sesaat suasana hening,  Sujono menahan napas sambil memakai masker berlapis-lapis

Gerak Sujono semakin lemah seakan menggabarkan ratapan duka ditinggal pergi orang terkasih dan harus bertahan hidup di antara keterbatasan akibat pandemi. Sementara itu, dalam lukisan tanto memperlihatkan wujud Covid-19 yang tak kasat mata namun dampaknya terasa kuat.

Baca Juga : Watu Nganten, Wisata Unik di Taman Nasional Gunung Merapi

Dia mengibaratkan Covid-19 dengan tokoh mahkluk gaib jin, setan dan sebagainya dan satu-satunya cara melawan virus bahaya ini adalah dengan protokol kesehatan (prokes), doa, dan semangat kebersamaan. Simbol lain dalam lukisan itu adalah manusia sebagai tokoh sentral dengan segala martabat dan kebijakannya.

Ditambahkan Tantto bahwa lukisan ini ditujukan untuk semua kalangan, baik itu pemerintah daerah pusat dan masyarakat. Supaya masyarakat taat terhadap kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 yang sekarang melanda negeri.

Pria 42 tahun itu ingin masyarakat tidak selalu menyalahkan pemerintah atas penanganan Covid-19 ini dan sebaliknya pemerintah tidak boleh pula menyudutkan  masyarakat. Dia juga mengatakan bahwa solusi pandemi ini berkhir salah satunya jika masing-masing pribadi mau introspeksi diri.

Tantto menyadari bahwa hidup di tengah pandemi tidaklah mudah, banyak kesulitan dan keterbatasan, maka dari itu perlu disikapi dengan bijaksana. Apalagi sebagai pelaku seni, dirinya juga mendapatkan imbas yang sangat besar.

Sebagai puncak prosesi, lukisan bertemu virus corona itu dilarung dalam sebuah kolam yang menggambarkan jagad dunia yang terbatas karena pandemi. Kedua seniman itu kemudian berteriak sambil melempari lumpur ke arah lukisan sebagai simbol perlawanan mengusir wabah atau dalam Bahasa Jawa disebut pagebluk Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya