SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Sebanyak dua jembatan yang menghubungkan Desa Pilang, Jati dan Pringanom di Kecamatan Masaran, Sragen ambrol diterjang arus air Sungai Grompol, Kamis (18/2) sekitar pukul 21.00 WIB. Selain dua jembatan itu, banjir aliran sungai itu juga menghanyutkan rumah Marinem, 80, dan sejumlah ruas tanah sampi puluhan meter persegi milik Keman, 43, warga Dukuh Klembon RT 35/VII, Pilang, Masaran.

Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Bencana itu disebabkan adanya kiriman air hujan dari Kabupaten Karanganyar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Laporan tentang putusnya dua jembatan di Masaran itu telah disampaikan kepada pemerintah setempat. Bahkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen langsung mengirimkan material bangunan untuk memperbaiki ambrolnya Jembatan Bejingan, Jumat (19/2).

Puluhan warga sekitar masih berdatangan untuk melihat kondisi jembatan Bejingan yang dibangun sejak tahun 1978. Bangunan jembatan sepanjang 30 meter dengan lebar enam meter dan ketinggian sekitar 10 meter itu merupakan akses utama warga Desa Pilang, Jati, Kliwonan dan Pringanom.

”Saat itu suaranya gemuruh saat terjadi ambrolnya sisi barat jembatan Bejingan ini. Kebetulan saya dan sejumlah warga di Dukuh Bejingan, Pilang dan Dukuh Dukuh, Kliwonan sedang ngobrol di pinggir jembatan sambil melihat kondisi aliran Sungai Grompol yang besar. Beberapa kali terdengar suara tanah yang ambrol terkikis arus sungai. Dan sekitar pukul 21.00 WIB, suara gemuruh terdengar dari sisi barat jembatan itu, tepat di depan rumah saya yang ambrol,” kisah Harti, 55, warga Dukuh Bejingan RT 32 saat ditemui Espos, Jumat kemarin.

Menurut dia, sejumlah warga yang asik ngobrol itu langsung menyingkir dan tidak berani berada di dekat jembatan. Mulai malam itu, imbuhnya, warga menutup akses transportasi yang melewati jembatan itu dan melaporkan kejadian itu ke perangkat desa setempat.

”Pada malam itu sejumlah pejabat dari kabupaten dan Polsek Masaran sudah meninjau ke lokasi di saksikan puluhan warga sekitar. Sejak malam itu sampai siang ini banyak warga yang memadati sekitar jembatan ini,” tambah Jiman Hadi Saputro, 45, warga Dukuh RT 35 yang dibenarkan Joko Ompong, 25, salah seorang keluarga Kromo Dimejo, 95, yang sebagian tanahnya terkikis arus air.

Sementara jembatan di Dukuh Klumbon yang dibangun secara swadaya warga RT 35 dan RT 36 sepanjang 50 meter, lebar 2,5 meter dan tinggi sekitar 10 meter juga putus. Bangunan jembatan yang menghubungkan Dukuh Klumbon, Pilang dan Dukuh Jambangan, Pringanom tinggal separuh.

”Jembatan itu dibangun secara swadaya pada tahun 1998 dengan cara iuran warga sekitar. Jembatan itu merupakan jalur alternatif utama bagi warga Klumbon dan Jambangan. Jembatan ini terputus sudah kali ketiga ini. Kami berharap pemerintah bisa membangunkan jembatan ini. Kira-kira butuh dana sampai Rp 200 juta lebih,” tegas Karmin.

trh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya