SOLOPOS.COM - Seorang warga melintas di halaman Sentra Kuliner Sragen di Jl RA Kartini Sragen, Minggu (15/5/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dua ikon kuliner baru muncul di Jalan RA Kartini yang membentang sejauh 4 km mulai dari wilayah Pelemgadung, Karangmalang, sampai Mojo, Sragen Kulon, Sragen Kota.

Jalur itu juga dikenal sebagai jalur ring road untuk kendaraan berat dan bus dari arah Jawa Timur menuju ke arah Solo, Gemolong, dan Grobogan. Sepanjang jalan itu tumbuh aktivitas perekonomian, berupa pertokoan, klinik kesehatan, warung, dan aneka usaha milik perseorangan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di jalan itu pula tumbuh pusat ekonomi baru yang diciptakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mulai 2021 ini. Pusat perekonomian itu untuk menampung para pedagang kaki lima (PKL) yang dulu sempat menjamur di seputaran Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen. Juga para pedagang kuliner khas dan legendaris di Sragen.

Baca Juga: 1 Orang Meninggal Positif Covid-19, Warga Pelemgadung Sragen Sterilkan Lingkungan

Selain ikon kuliner, ada pusat ekonomi terbesar di Sragen, yakni Pasar Induk Bunder Sragen yang buka 24 jam. Dua ikon kuliner yang menjadi pusat ekonomi baru itu, pertama Sentra Kuliner Veteran Brigjen Katamso.

Letaknya di pertemuan Jl Veteran dengan Jl RA Kartini. Pusat kuliner itu awalnya merupakan bangunan kantor Pancamarga dan sekolahan yang sudah tidak terpakai. Oleh Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, lokasi itu disulap menjadi sentra kuliner khas Sragen. Seperti satai ayam Bagong, Tumpang Mbok Jami, mi ayam Petruk, Soto Gimo/Girin, tengkleng sapi, sop, dan kuliner lainnya.

Pengunjung Belum Maksimal

“Situasi pandemi Covid-19 ini belum normal sehingga aktivitas pengunjung belum maksimal. Meskipun belum normal, alhamdulillah tengkleng sapi di warung saya bisa habis sampai 6 kg. Ya, lumayan lah,” ujar Ketua Koperasi Sukowati Berdikari Bersama Sragen, Indarjo, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (16/5/2021).

Baca Juga: 2 Kali Gunung Merapi Erupsi Dalam Sehari, Selo Boyolali Dipastikan Aman

Indarjo melihat omzet pedagang pusat kuliner Sragen itu belum stabil. Ia berharap Covid-19 bisa segera hilang sehingga para pedagang bisa maksimal dalam bekerja mengais rezeki. Indarjo mengatakan larangan mudik pada Lebaran 2021 ini juga berdampak pada omzet pedagang.

Ikon kuliner kedua berada sekitar 50 meter arah barat dari sentra kuliner yakni pusat PKL Taman Kartini Sragen. Mereka bersyukur Pemkab Sragen memberi ruang untuk beraktivitas ekonomi di tengah pandemi.

Kendati situasi pandemi, pengunjung pusat PKL Taman Kartini ini cukup ramai. “Upaya peningkatan ekonomi yang dilakukan pemerintah itu terbukti. Terima kasih Mbak Yuni,” ujar Penasihat Paguyuban Pedagang Selter Kartini (Gang Sekar) Sragen, Andang Basuki.

Baca Juga: Banyak Pelanggaran Prokes Di Mal, Satgas Covid-19 Sukoharjo Tegur Pengelola

Andang melihat prospek PKL tersebut bagus ke depannya karena mayoritas PKL menjual makanan ringan dengan harga terjangkau dan tempat yang nyaman bagi tempat tongkrongan anak-anak muda.

Andang pun melihat situasi pandemi membatasi ruang gerak untuk berkreasi agar pengunjung banyak yang berdatangan ke lokasi ikon kuliner Sragen itu.

Protokol Kesehatan

“Selama ini paling musik akustik bagi anak-anak muda. Pada situasi biasa pedagang bisa mendapat omzet Rp400.000-Rp600.000/pedagang/hari. Saat Sabtu malam, omzet naik ada yang tembus Rp1 juta per hari,” jelasnya.

Andang menyatakan pelaksanaan protokol kesehatan harus dijaga ketat. Sudah ada tiga wastafel yang dipasang di dua pintu masuk. Setiap masuk lingkungan wajib cuci tangan dan tutup masker. “Ya, memang belum ada satgas Covid-19. Kami juga terus mengimbau kepada pengunjung untuk tetap mematuhi protokol kesehatan,” katanya.

Baca Juga: 20 Orang Sekampung Positif Covid-19, Lurah Sumber Solo: Tak Ada Lockdown

Pelaksana Tugas Asisten I Setda Sragen, Tugiyono, menjelaskan adanya dua sentra kuliner yang menjadi ikon itu merupakan upaya pemerintah daerah untuk menata kawasan perkotaan agar bersih dan sehat. Terutama para pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini tersebar.

Seperti halnya di Jl Diponegoro Sragen, aktivitas ekonomi Jl RA Kartini akan mengeliat berdasarkan antusiasme pengunjung. “Agar ekonomi baik, kesehatan pun harus baik. Ini artinya, fokus utama pemerintah dalam penanganan pandemi ialah kesehatan dan keselamatan masyarakat,” kelasnya.

Sri Pambudi menyampaikan pengunjung dua pusat ekonomi itu terlihat naik dan terus menggeliat, meskipun tidak begitu tinggi persentasenya. Ia mengatakan itu karena masa pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya