SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Tegalgondo, Kecamatan Wonosari menata barang dagangan mereka di salah satu los, Minggu (11/4/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Harga barang kebutuhan pokok di Pasar Tegalgondo, Kecamatan Wonosari, Klaten, relatif stabil jelang Ramadan. Hanya harga telur yang naik signifikan di Pasar Tegalgondo, Klaten.

Justru jelang Ramadan ini para pedagang mengeluhkan sepinya pembeli. Salah satu pedagang sembako Pasar Tegalgondo Klaten, Roni, 42, mengatakan harga kebutuhan pokok yang naik signifikan hanya pada telur. Beberapa hari terakhir, harga telur ayam ras merangkak naik dan kini berkisar Rp25.000 per kg.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Chelsea dan Liverpool Ubah Komposisi Empat Besar, Ini Klasemen Sementara Liga Inggris

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalau kondisi normal harganya Rp19.000 per kg. Tetapi beberapa waktu terkahir naik. Kemarin itu masih Rp23.000 per kg dan hari ini menjadi Rp25.000 per kg,” jelas Roni saat ditemui Solopos.com, di Pasar Tegalgondo, Minggu (11/4/2021).

Roni memperkirakan kenaikan harga itu sebagai dampak tingginya permintaan telur seiring momen tradisi sadran yang biasa digelar jelang Ramadan. Hanya saja, permintaan telur beberapa waktu terakhir tak terlalu signifikan. “Sadran sekarang ini tidak sramai dulu. Sudah dua tahun terakhir sepi sehingga jualan agak turun,” kata dia.

Salah satu pedagang sayur, Warsi, 55, mengatakan harga cabai sebulan terakhir menurun. Sebelumnya, harga cabai rawit melejit mencapai Rp100.000-Rp120.000 per kg. “Kalau sekarang harganya Rp60.000 per kg. Sebulan ini sudah stabil. Untuk cabai keriting Rp40.000-45.000 per kg,” kata Warsi.

Baca Juga: Jasad Wanita Misterius Mengapung di Waduk Kembangan Sragen, Korban Pembunuhan?

Warsi juga mengaku sejak ada pandemi Covid-19 aktivitas jual-beli di pasar sepi tak terkecuali di Pasar Tegalgondo yang berada di wilayah perbatasan tiga kabupaten Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali. Kondisi itu berbeda jika dibandingkan dua tahun lalu. Hal senada disampaikan pedagang sayur lainnya Sayati, 60.

“Setahun ini jualan nol. Tidak ada orang mantu, tidak ada yasinan. Sing penting paringi awak sehat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya