SOLOPOS.COM - Muhammad Risky Saputra, 7, berjalan di Jl Kapten Piere Tendean, Nusukan, Banjarsari, Solo, Rabu (22/6/2022) siang. Ia menjadi pemulung untuk membantu orang tuanya. (Solopos/Kurnaiwan)

Solopos.com, BOYOLALI – Kakak beradik asal Boyolali bernama Bagas Pamungkas, 10, dan Muhammad Risky Saputra, 7, diketahui menjadi pemulung di Kota Solo. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali mengaku sudah menangani bocah tersebut.

Kepala DP2KBP3A, Ratri S. Survivalina, mengungkapkan timnya telah melakukan penjemputan dan membuat komitmen kepada orang tua Bagas dan Risky. “Itu penjemputan dan komitmen sudah sewaktu sebelum Lebaran. Anaknya mau, tapi ibunya belum boleh. Kami kemudian bilang yang penting disekolahkan dulu anaknya,” terang Lina saat dihubungi Solopos.com, Jumat (24/6/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Lina menceritakan saat penjemputan, tim DP2KBP3A Boyolali didampingi oleh Ketua RT tempat tinggal sang anak sekaligus dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Solo.

“Kalau semisal ibunya tidak memenuhi komitmen, langkah selanjutnya ya akan kami datangi. Kami tagih komitmennya. Ini kan baru sekali, semisal nanti tiga kali tidak memenuhi komitmen ya nanti anaknya diambil negara,” terang Lina.

Baca juga: 7 Fakta Bocah Kakak Beradik Menjadi Pemulung di Solo, Bikin Terenyuh

Lebih lanjut, saat disinggung mengenai program Kota Layak Anak di Boyolali, Lina mengungkapkan ada program seperti Forum Anak yang dimiliki Boyolali. Ia juga mengungkapkan akan ada kemah bersama anak-anak sekolah pada Hari Anak Nasional Sabtu (23/7/2022).

“Untuk kolaborasi kota layak anak antardaerah saya rasa juga penting, apalagi kasus yang di Solo juga kolaborasi. Sampai saat ini yang memantau dan membina dari Solo,” terang dia.

Kolaborasi antardaerah, menurut Lina, juga penting agar daerah seperti Solo tidak kebanjiran masalah sosial dari kabupaten tetangga. “Ekonomi di Solo dianggap lebih maju, jadi pada lari ke Solo untuk mencari sumber-sumber ekonomi,” terang dia.

Diberitakan sebelumnya, kakak beradik, Bagas Pamungkas, 10, dan Muhammad Risky Saputra, 7, rela menjadi pemulung di Kota Solo, Jawa Tengah. Diketahui, kakak beradik ini tinggal di sebuah indekos di Gilingan, Banjarsari, Solo, bersama ibunya, Ani Sri Andani, 38, dan seorang adik yang masih berusia lima tahun. Sementara itu, ayahnya sudah meninggal dunia, satu tahun yang lalu.

Baca juga: Alhamdulillah, 2 Bocah Kakak Beradik Pemulung di Solo Bisa Sekolah!

Agus Supriyanto, pemilik rumah indekos tempat tinggal dua bocah kakak beradik membenarkan Bagas dan Risky merupakan anak yatim. Kakak beradik yang menjadi pemulung di Kota Solo itu baru tinggal enam bulan di indekos tersebut. Menurut keterangan Agus Supriyanto, sang ibu bukan warga Solo, melainkan warga Lemah Mendak RT 004/RW 003 Karangkepoh, Karanggede, Boyolali, Jateng.

Saat ditemui Solopos.com di Pasar Klewer, Solo, beberapa waktu lalu, sang kakak, Bagas sempat mengatakan ia bekerja sebagai pemulung atau pengumpul barang rongsokan karena ingin membantu ibu dan membelikan sepeda untuk adiknya.

Bagas mengaku melakukan itu atas keinginan sendiri, tanpa paksaan dari siapa pun. “Pengin nyari rongsok buat beli sepeda adik, sama ibu dibolehin,” ujarnya saat itu. Sama halnya seperti Bagas, ibu dan almarhum bapaknya pun melakoni pekerjaan sebagai pencari rongsokan yang masih layak jual untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Baca juga: Kisah Bagas Si Pemulung Cilik di Solo: Pengin Beli Sepeda Buat Adik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya