SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemudik (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbang Kemenhub) merilis hasil survei yang menyimpulkan 12,8 persen masyarakat di Jawa-Bali akan melakukan perjalanan pada akhir 2021. Tujuan perjalanan didominasi ke Jawa Tengah, berikutnya Jawa Barat (non Jabodetabek), dan Jawa Timur.

Berdasarkan survei yang dilakukan Balitbang Kemenhub pada 11-20 Oktober 2021 tersebut, menunjukkan potensi perjalanan orang pada masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (nataru) diperkirakan sebanyak 12,8 persen atau 19.976.269 orang. Kabar baiknya, sebanyak 91,09 persen dari pelaku perjalanan ke luar kota tersebut telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengamat Transportasi sekaligus Kepala bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno, memprediksi puncak pergi Natal akan terjadi pada 24 Desember 2021.

“Namun demikian diperkirakan sebagian besar masyarakat melakukan perjalanan sebelum 17 Desember 2021. Puncak pergi Tahun Baru diperkirakan Jumat 31 Desember 2021,” katanya dalam keterangan tertulis yang dilansir Liputan6.com, Kamis (4/11/2021).

Baca juga: Ajang WSBK Kian Dekat, Pemesanan Tiket dan Hotel di Lombok Penuh

Sementara itu, Djoko memperkirakan puncak balik untuk Nataru terjadi setelah 3 Januari 2022. Lalu, moda yang paling banyak digunakan, mengutip hasil survei tersebut adalah sepeda motor dan mobil pribadi.

“Tujuan perjalanan untuk berwisata sebesar 21,5 persen atau sebanyak 4.294.898 orang. Pergerakan lokal yang dilakukan yang tidak melakukan perjalanan ke luar kota selama libur Natal dan Tahun baru adalah sebesar 9,5 persen atau sebanyak 12.940.742 orang,” tulisnya dalam keterangan.

Sementara itu, Djoko mencantumkan, untuk wilayah Jabodetabek, menunjukkan potensi perjalanan orang pada masa libur Nataru sebanyak 13,5 persen atau sekitar 4.455.000 orang. Dari total orang tersebut, 93,3 persen-nya telah mendapatkan vaksinasi covid-19.

“Provinsi atau wilayah aglomerasi yang menjadi tujuan perjalanan paling tinggi adalah Jabodetabek. Artinya akan terdapat pergerakan dalam wilayah aglomerasi yang cukup tinggi. Diperkirakan puncak hari keberangkatan terjadi sebelum 17 Desember 2021,” kata dia.

Baca juga: Pemerintah Takkan Biarkan Garuda Indonesia Bangkrut, Ini Sebabnya

Kemudian Ia memperkirakan puncak balik untuk Nataru terjadi setelah Hari Minggu 2 Januari dan setelah 3 Januari 2022. Moda paling banyak digunakan masih tetap sepeda motor dan mobil pribadi.

Tujuan Perjalanan

Kemudian, asal perjalanan terbesar masih tercatat di kawasan Jabodetabek dengan 34,87 persen, diikuti Jawa Timur 20,28 persen, Jawa Tengah 20,17 persen, Jawa Barat 16,15 persen. Sementara DI Yogyakarta 3,19 persen, Bali 2,2 persen, Banten 1,43 persen. Sisanya 1, 71 persen perjalanan selain 7 daerah itu.

Kemudian terkait tujuan perjalanan, Daerah tujuan perjalanan masih tertinggi ke Jawa Tengah 24,15 persen, Jawa Timur 19,26 persen, Jawa Barat 18.39 persen, Jabodetabek 16,54 persen, DI Yogyakarta 6,89 persen, Bali 3,91 persen, Banten 1,96 persen, Sumatera Utara 1,48 persen, Lampung 1,26 persen. Sisanya 6,16 persen ke daerah lainnya.

“Pilihan tertinggi 10 daerah tujuan perjalanan, yaitu Kab. Bandung 3,58 persen, Kab. Bogor 3,57 persen, Kota Yogyakarta 3,04 persen, Kota Adm. Jakarta Selatan 2,26 persen, Kota Bandung 2,08 persen, Kab. Malang 1,92 persen, Kota Surakarta 1,92 persen, Kota Denpasar 1,80 persen, Kota Adm. Jakarta Timur 1,72 persen dan Kota Adm. Jakarta Pusat 1,69 persen,” tuturnya.

Baca juga: Mobilitas Masyarakat Kian Bergeliat, Sinyal Baik Kebangkitan Wisata?

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa alasan melakukan perjalanan didominasi oleh alasan pulang kampung sebesar 30,2 persen. Sedangkan liburan atau wisata sebesar 24 persen. Diikuti jenuh dengan rutinitas selama Covid-19 sebanya 17,6 persen, tugas atau dinas 15,5 persen, merayakan Natal di kampung halaman 9,6 persen, dan tradisi Nataru di luar kota sebesar 2,9 persen.

“Kemudian, moda atau sarana transportasi yang digunakan terbanyak sepeda motor 35,4 persen. Diikuti mobil pribadi 21,7 persen, angkutan umum seperti bus atau angkot 13,5 persen, kereta api antar kota 8,4 persen, pesawat terbang 7,7 persen,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya