SOLOPOS.COM - Alat berat dikerahkan untuk membongkar lapak pedagang di TSTJ Solo, Jumat (6/1/2023). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Ratusan kios atau bangunan pedagang di kawasan Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ, Jebres, Solo, mulai dibongkar oleh petugas, Jumat (6/1/2023).

Nantinya, para pedagang akan direlokasi di antaranya ke Pasar Tanggul, Pasar Pucangsawit, Pasar Panggungrejo, Pasar Ngemplak dan Shelter Manahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari pantauan Solopos.com, Jumat, sejak pagi halaman depan TSTJ dijaga ketat oleh petugas dari Polresta Solo. Pembongkaran dipimpin langsung oleh Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo. Turut hadir pula Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi.

Sedangkan para pedagang yang mencoba masuk dari pintu timur di bawah Jembatan Jurug A tertahan dan tidak bisa masuk. Mereka menunggu di luar pintu timur sejak pagi dan hanya bisa melihat lapak-lapak mereka diratakan dengan tanah.

Bangunan lapak pedagang yang dirobohkan berada di sisi timur TSTJ Solo. Barang-barang seperti gerobak, kursi, hingga botol minuman di dalam lapak dipinggirkan terlebih dahulu dan dilabeli nomor serta nama pedagang yang memiliki barang tersebut.

Setelah barang-barang tersebut dipinggirkan, alat berat berupa sebuah ekskavator dikerahkan untuk meratakan bangunan PKL tersebut. Total 183 kios PKL diratakan oleh ekskavator tersebut.

Setelah dibongkar, lokasi kios pedagang tersebut akan ditata ulang pada program revitalisasi TSTJ tahap II. Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi, kepada para wartawan, menjelaskan para pedagang di TSTJ Solo sebelumnya sudah diberi waktu untuk memindahkan barang-barang di lapak.

Ia juga menyebut revitalisasi ini akan membuat Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) menjadi lebih baik. “Hari ini kami melaksanakan penataan TSTJ dan sesuai kesepakan para pedagang diberi waktu untuk bisa membawa dagangannya ke lokasi yang sudah disediakan pemerintah,” ujar Iwan.

Pedagang Menolak Direlokasi

“Silakan, bagi para pedagang agar barang-barang yang masih tertinggal segera bisa dipindahkan, artinya revitalisasi ini punya desain untuk ditata sedemikian rupa dan nantinya ada perubahan desain yang lebih baik,” imbuh Kapolresta.

Mengenai adanya penolakan dari para pedagang yang enggan direlokasi, Kombes Pol Iwan Saktiadi menyebut hal tersebut adalah bagian dari dinamika. Mantan Kapolres Sukoharjo ini juga menyebut penataan TSTS merupakan upaya agar kebun bintang di Kota Solo itu menjadi lebih baik.

“Kami menyiapkan anggota untuk antisipasi agar proses ini lancar. Ada 30 orang kami turunkan. Kalau ada penolakan itu enggak masalah karena itu dinamika boleh boleh saja, kami harus menyadari bersama karena ini adalah program pemerintah dari Wali Kota Solo untuk dibenahi agar menyajikan public space yang berkelas dan tertata dengan baik bagi warga Kota Solo,” ujar Iwan.

Terpisah, Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo, menjelaskan sudah enam kali melakukan sosialisasi kepada para pedagang. Pengelola TSTJ Solo melakukan penertiban untuk membuat pembangunan tahap II bisa berjalan.

“Pedagang memang harus pindah dan sudah kami lakukan sosialisasi enam kali terakhir tanggal 3 [Januari 2023] kami undang dan ada penolakan. Kami juga sudah menjelaskan bahwa tanggal 5 [Januari 2023] tenggat waktu untuk memindahkan barang-barang,” ujar Wahyu.

Secara teknis, Bimo mengatakan bangunan lapak pedagang dirobohkan. Pengelola juga sudah menawarkan solusi kepada pedagang untuk pindah ke sejumlah tempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya