SOLOPOS.COM - Kondisi padi yang diserang wereng batang cokelat di wilayah Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Minggu (16/8/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Petani di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dibikin mumet dengan serangan hama wereng batang cokelat di sawah selama beberapa bulan terakhir. Pasalnya, wereng membuat mereka terancam gagal panen.

Sementara itu, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten mencatat hingga pekan lalu jumlah lahan pertanian yang diserang wereng mencapai 171 hektare. Jumlah itu disebut sudah menurun dibandingkan serangan sebelumnya yang mencapai sekitar 200 hektare.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala DPKPP Klaten, Widiyanti, mengatakan sawah yang masih diserang hama seperti itu menyebar di bebeberapa wilayah terutama di sisi utara Klaten seperti Delanggu, Wonosari, serta Juwiring. Meski disebut luas lahan terserang wereng berkurang, Widiyanti meminta petani tetap waspada terhadap serangan salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) tersebut.

Pasalnya, ada 1.801 ha sawah di Kabupaten Klaten yang masuk kategori waspada terhadap serangan wereng. Widiyanti menuturkan serangan wereng mulai terlihat sejak awal tahun. Ada beberapa faktor penyebab merebaknya serangan OPT tersebut, salah satunya faktor alam.

"Kondisi kemarau basah seperti ini cocok sekali untuk perkembangan wereng. Faktor lain yakni animo petani menanam varietas yang memang laku di pasaran. Artinya dari aspek untuk bisnis cukup tinggi namun dari aspek OPT menjadi permasalahan. Ini yang menjadi tantangan kami mengedukasi ke petani agar menanam padi dengan varietas yang dari sisi bisnis menguntungkan tetap tetap tahan terhadap OPT," kata Widiyanti, Senin (17/8/2020).

Soal upaya mengantisipasi serangan wereng, Widiyanti mengaku pemkab sudah bekerja sama dengan pemerintah provinsi serta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk pengendalian OPT tersebut. Salah satunya melalui pemberian obat-obatan untuk pengendalian hama tersebut.

"Untuk pemberian bantuan obat-obatan sudah dilakukan sejak Februari lalu kami berikan," ungkap dia.

Lahan Puso Sedikit

Disinggung luas lahan di Klaten yang mengalami puso akibat serangan wereng, Widiyanti mengatakan mengklaim tak terlampau banyak. Sebagian petani masih tetap bisa panen padi setelah dilakukan pengendalian dengan penyemprotan obat-obatan meskipun provitas atau produktivitas tanaman padi menurun.

"Yang puso hanya sedikit-sedikit. Sebagian ada yang masih bisa panen. Ada yang provitas padi sampai 4 ton per hektare. Biasanya rata-rata provitas [jika tidak ada serangan OPT] ada yang sampai 7 ton per hektare," jelas dia.

Hari Ini Dalam Sejarah: 17 Agustus 1945, Indonesia Merdeka

Lebih lanjut, Widiyanti mengklaim serangan wereng tak terlalu mengganggu ketahanan pangan di Kabupaten Bersinar. Hingga Oktober DPKPP Klaten optimistis produksi di Klaten bisa mencapai 20.000 ton beras.

"Kalau dilihat dari angka produksi padi yang terserang otomatis berpengaruh. Tetapi, kalau dilihat dari ketersediaan pangan, insyaallah masih aman. Produksi masih bisa mencukupi kebutuhan pangan sampai Desember nanti," kata dia.

Jeritan Petani

Salah satu petani di Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Baginda, 52, mengatakan padi yang dia tanam di dua patok sawah diserang wereng. Selain sawah miliknya, wereng juga menyerang sawah lainnya di desa tersebut.

Serangan wereng mulai terasa sejak tiga bulan lalu. "Kalau di wilayah kami hampir merata," kata Baginda yang juga Ketua Kelompok Tani Tunas Karya 1 Desa Kahuman.

Baginda mengatakan untuk mengatasi serangan OPT tersebut salah satunya dengan menyemprotkan obat hama. Hanya saja, obat yang dinilai cukup handal untuk mengatasi serangan wereng harganya cukup mahal.

Video Porno Berjudul Big Bos-Babu Ternyata Dibintangi Eks DPRD di Papua

Lantaran terserang wereng, Baginda mengatakan sekitar sebulan terakhir dia membiarkan padi yang ditanam di dua patok sawahnya tak terurus. Dia mengaku dana yang disiapkan untuk mengelola sawah kian menipis.

"Kalau dihitung kerugian dari mulai tanam itu hampir Rp4 juta. Sementara ini saya biarkan karena memang terkendala dana. Pernah ada penyemprotan masal dan itu sekali bisa menjangkau 25 patok dari sekitar 200 patok. Harapannya kalau bisa ada bantuan benih yang tahan wereng dan bantuan obat-obatan pertanian," kata dia.

Petani asal Desa Glagahwangi, Polanharjo, Klaten, Sriyono, 60, mengaku separuh patok sawah miliknya diserang wereng. Dia bersyukur wereng tak menyerang seluruh padi yang dia tanam.

Hal itu menyusul setelah dilakukan penyemprotan obat hama serta pembakaran sebagian padi yang ditanam. "Masih ada yang bisa diselamatkan dengan disemprot berulang kali. Ada yang saya bakar karena memang kondisinya sudah parah," kata Sriyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya