SOLOPOS.COM - Ilustrasi gelombang tsunami. (Freepik)

Solopos.com, PANGANDARAN — Gempa mengguncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (16/7/2022). Gempa itu mengingatkan kembali pada kenangan bencana tsunami siluman Pangandaran pada 2006.

Gempa pada Sabtu malam tadi terjadi dua kali. Yakni pukul 21.41 WIB berkekuatan 4,4 M disusul 4,9 M pada pukul 22.05 WIB. Meskipun diguncang dua kali gempa, kondisi di permukiman warga tetap kondusif.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Getaran bumi itu mengingatkan memori tentang peristiwa serupa pada 16 tahun lalu. Tepat 17 Juli 2006, pesirir pantai selatan Jawa diguncang serangkaian gempa bumi disusul gelombang pasang yang menyebabkan tsunami siluman di Pangandaran.

Dihimpun dari berbaagai sumber, gempa pertama berkekuatan 6,8 SR berpusat di Samura Hindia. Selanjutnya terjadi gempa susulan berkekuatan 5,5 SR dan 6,1 SR.

Ekspedisi Mudik 2024

Getaran gempa terasa di Jakarta dan sejumlah wilayah seperti Pantai Pangandaran, Ciamis (Jawa Barat), Cilacap dan Kebumen (Jawa Tengah), Pantai Samas (DIY), serta Pacitan dan Surabaya (Jawa Timur).

Baca juga : Pantai Selatan Jawa Rawan Tsunami, Ini Kata BMKG

Dalam peristiwa tersebut, Kecamatan Pangandaran menjadi wilayah yang terdampak paling parah. Kawasan ini cukup dekat dengan pusat gempa dan penduduknya lebih padat dari pesisir lain di selatan Jawa.

Tsunami di Pangandaran terjadi secara mendadak. Bahkan tidak ada yang merasakan getaran gempa.

Akan tetapi tiba-tiba orang di sekitar pantai berhamburan menjauh. Seketika itu juga terjadi kekacauan. Hal inilah yang membuatnya disebut sebagai tsunami siluman.

Gelombang tsunami setinggi 2-4 meter terjadi sesaat setelah gempa. Air menyapu permukiman warga di kawasan pantai di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam kejadian itu, air laut naik hingga 100 meter ke daratan. Di Pantai Parangtritis gelombang menyapu 100 meter ke arah dalam bibir pantai, dan kemudian surut lama sejauh 200 meter ke arah laut.

Baca juga : Kenapa Pesisir Selatan Jawa Rawan Gempa & Tsunami?

Gelombang besar mengempaskan 125 perahu dan menghancurkan tempat pelelangan ikan (TPI) di Karangduwur. Sebanyak 20 warung di desa itu disapu gelombang hingga ke tengah laut.

Sementara 150 unit perahu nelayan di Pantai Ayah Kebumen dan 372 perahu di Pantai Suwuk hancur. Gempa disertai gelombang tsunami Pangandaran itu juga membuat warga di pantai selatan Jateng dari Kebumen hingga Cilacap panik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya