SOLOPOS.COM - Mobil truk yang alami kecelakaan di kawasan Bawang, Kabupaten Batang (Sumber: Liputan6.com)

Solopos.com, BATANG — Sekitar 4,5 tahun lalu, tepatnya pada 5 September 2016, terjadi sebuah kecelakaan tunggal yang dialami oleh pengemudi mobil Mitsubishi L300 jenis pikap yang masuk dalam parit di Jalan Raya Tersono, Bawang, Kabupaten Batang.

Di balik kisah tragis kecelakaan yang membuat 16 orang meninggal dunia itu ternyata terselip sebuah kisah misteri. Mengutip dari Liputan6.com, Jumat (16/7/2021),  sopir truk bernama Samaan yang merupakan warga Kecamatan Bawang itu sempat menceritakan hal mistis kepada warga dan penumpang yang selamat.

Promosi BRI Perkuat Komitmen untuk Sustainable Finance di Indonesia, Ini Buktinya

Sebelum terjadi kecelakaan maut di Batang itu, Samaan yang juga pemilik mobil pikap tidak merasakan hal-hal aneh karena semua berjalan seperti biasa. Sore itu, sekitar pukul 17.00 WIB, warga  Desa Sibebek, Kecamatan Bawang sudah berkumpul untuk bertakziyah ke Dusun Sawet, Desa  Amingronggo, Kecamatan Limpung, Kabupaten Bawang.

Baca Juga: Kisah Mistis Watu Nganten di Blora, Pengantin Baru Dikutuk Jadi Batu

Mulai dari anak berusia balita, remaja dan dewasa berjejal naik ke atas truk hitam milik Samaan. Saat itu, jumlah penumpang keseluruhan termasuk sopir ada 46 orang. Dengan jumlah yang penuh sesak di dalam bak truk, Samaan kemudian segera menayalakan mesin dan bersiap untuk berangkat.

Samaan menegaskan bahwa selama perjalanan tidak ada yang janggal hingga saat memasuki kawasan tepat terjadinya kecelakaan itu. Samaan sempat melihat beberapa anak kecil sedang bermain di tepi jalan dan tiba-tiba truknya mengalami pecah ban.

Samaan mengatakan sekumpulan anak-anak yang dilihatnya itu tiba-tiba menyebrang jalan dan dirinya terpaksa harus banting setir ke kiri hingga mobil menabrak pohon dan terbalik. Anehnya, Samaan adalah satu-satunya yang melihat sosok sekumpulan anak—anak yang berusia sekitar 5 tahun menyebrangi jalan.

Baca Juga: Selain di Pati, Ada Desa Mini Indonesia Lain di Banyumas Hlo

Menurut seorang penumpang yang selamat, sesaat sebelum kejadian tabrakan, tidak ada sosok anak-anak kecil yang akan menyeberang jalan secara tiba-tiba. Namun, setelah truk terbalik dan seluruh penumpang yang terlempar ke luar terjatuh di semak-semak dan jalanan aspal, terlihat beberapa anak kecil yang melihat dari tepi jalan sekitar sepuluh menit setelah kejadian.

Lantaran mengalami luka-luka ia tidak terlalu memperhatikan sosok anak-anak kecil itu. Selain itu juga semakin banyak warga yang datang ke lokasi kejadian.

Seorang warga Desa Sibebek Kecamatan Bawang juga meyakini ada isyarat bencana. Dia mengaku bermimpi terjadi bencana banjir bandang beberapa hari sebelum peristiwa kecelakaan itu.

Baca Juga: Poster Ajak Warga Purbalingga Tidak Upload Berita Covid-19 Muncul di Media Sosial

Isi mimpinya, hujan terus menerus dalam sepekan terakhir. Karena akar pepohonan di perbukitan tidak kuat menahan dan menampung air hujan, tak lama berselang air bah itu datang dari arah perbukitan yang langsung menerjang desanya.

Memang lokasi Desa Sibebek Kecamatan Bawang berada di lereng perbukitan. Sehingga dimungkinkan potensi banjir kiriman. Setelah mengalami mimpi itu, warga itu tak berani menyampaikan hal ini kepada masyarakat ataupun siapapun termasuk keluarganya, hingga kecelakaan maut terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya