SOLOPOS.COM - Kepala IBI Kabupaten Sukoharjo, Siti Fatonah, (kiri), dan Ketua Pengurus DPD PPNI Kabupaten Sukoharjo, Agus Setyawan, saat berada di Hotel Tosan, Sukoharjo, Selasa (14/6/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Sukoharjo menyebut 15 orang ibu meninggal saat melahirkan selama pandemi Covid-19 tahun 2021.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala IBI Kabupaten Sukoharjo, Siti Fatonah, saat pelantikan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Sukoharjo, Selasa (14/6/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Untuk kasus [selama] pandemi bukan kelahirannya [yang banyak], tetapi ibu yang meninggal karena melahirkan karena kena Covid-19. Yang meninggal ibunya karena Covid-19 itu kurang lebih ada 15 orang,” jelasnya.

Lebih lanjut, ditanya tingkat kelahiran Siti memperkirakan angka kelahiran melonjak pada tahun ini. “Kelahirannya belum. Mungkin peningkatan setelah Covid-19. Salah satunya karena [work from home] WFH ya. Nah, itu justru meningkatkan jumlah kehamilan. Nanti tahun ini, terhitung tahun kelahirannya,” jelasnya.

Selain itu, ada seorang tenaga kesehatan, khususnya bidan meninggal selama pandemi Covid-19 dua tahun terakhir. Tak hanya bidan, Ketua Pengurus DPD PPNI Kabupaten Sukoharjo, Agus Setyawan, mengatakan kehilangan perawat yang meninggal karena Covid-19.

Baca Juga : Angka Kematian Ibu Hamil di Solo Tinggi, Begini Reaksi Gibran

“Kalau yang terekam sejauh ini yang meninggal karena Covid-19 ada sekitar lima orang. Yang terpapar tentunya jauh lebih banyak lagi,” jelasnya saat ditemui dalam kegiatan di Hotel Tosan, Selasa.

Kesejahteraan Bidan & Perawat

Saat ini jumlah bidan di Sukoharjo sebanyak 800-an orang. Siti menyebut masih memiliki tugas mengentaskan bidan honorer. Dia berharap bidan di Sukoharjo dapat diterima melalui PPPK maupun CPNS sehingga lebih terjamin kualitas hidup, bisa bekerja lebih baik, dan kompeten.

“Jumlah bidan di Sukoharjo hampir 800-an. Kami masih punya 47 bidan yang belum terangkat PNS atau PPPK. Jadi statusnya masih honorer,” jelasnya saat ditemui di lokasi kegiatan.

Baca Juga : 23 Ibu Sragen Meninggal Saat Melahirkan Selama 2020, Lima Orang Positif Covid-19

Agus juga menyebut jumlah perawat di Sukoharjo sebanyak 2.869 orang yang tersebar di 14 komisariat, 9 rumah sakit, satu klinik, dan tiga kawedanan. Secara jumlah, kata Agus, ada 246 perawat berstatus tenaga honorer, PNS sekitar 400-500 orang perawat, dan sisanya bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) swasta.

Dia menyebut tingkat kesejahteraan perawat di institusi besar sudah memenuhi standar upah minimum regional (UMR). Perawat yang bertugas di fasyankes swasta tidak termasuk kelompok honorer karena telah masuk kepegawaian perusahaan swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya