SOLOPOS.COM - Rektor Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo (kedua dari kiri) menyerahkan bantuan sembako kepada mahasiswa perantau terdampak virus Covid-19 di kampus setempat, Rabu (8/4/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Sebanyak 121 mahasiswa perantau di Sukoharjo yang tidak bisa mudik ke kampung halaman dan bertahan di indekos mendapat bantuan sembako. Mereka adalah mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) yang mengikuti pembelajaran online di tengah pandemi virus Covid-19.

Para mahasiswa perantau di Sukoharjo yang mendapatkan bantuan sembako tersebar di sejumlah fakultas. Mereka tertahan di indekos lantaran tidak bisa pulang kampung di tengah pandemi corona.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Oleh sebab itu, pihak kampus memberikan bantuan sembako kepada mahasiswa yang bertahan di kamar indekos.

Usul Uji Vaksin Covid-19 di Afrika, Dua Dokter Ini Disemprot WHO

“Kami masih mendata mahasiswa perantau yang bertahan di kamar indekos. Bisa jadi, jumlah mahasiswa penerima bantuan sembako bertambah,” kata Rektor Univet Bantara Sukoharjo, Ali Mursid Wahyu Mulyono, saat ditemui Solopos.com, Rabu (8/4/2020).

Bantuan sembako itu berisi beras, gula pasir, minyak goreng, mi instan, pasta gigi dan sabun mandi. Para mahasiswa perantau di Sukoharjo itu juga mendapatkan suplemen vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh agar tak terpapar virus corona.

Bantuan sembako untuk mahasiswa perantau merupakan bagian dari program peduli Univet Bantara Sukoharjo. Program peduli dilaksanakan selama dua bulan, mulai April-Mei.

96.469 Siswa Lolos SNMPTN 2020! Cek Pengumuman Di Sini

“Bantuan sembako ini program peduli kampus tahap I. Nantinya, ada beberapa program lain yang masih dirancang dan menyesuaikan dengan dana yang dihimpun kampus,” ujar dia.

Sukoharjo KLB Corona

Menurut Ali, Sukoharjo ditetapkan sebagai daerah dengan status kejadian luar biasa (KLB) Covid-19. Para perantau di Sukoharjo termasuk mahasiswa dihimbau tidak mudik ke kampung halaman. Apabila terlanjur mudik maka harus melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

Disinggung ihwal bantuan paket data Internet, Ali menjelaskan masih melakukan pendataan di setiap fakultas. Bantuan paket data internet diberikan untuk menunjang proses belajar online selama pandemi virus corona.

Tiba di Karanganyar, Bupati Minta Pemudik Isi Pendataan Online

“Bantuan sembako ini merupakan wujud kepedulian kampus terhadap mahasiswa yang tengah menuntut ilmu. Saya berharap wabah akibat virus corona segera hilang sehingga kegiatan perkuliahan di kelas kembali berjalan,” papar dia.

Sementara itu, mahasiswa asal Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, Dayat, mengapresiasi langkah kampus yang melaksanakan program peduli Covid-19 dengan sasaran mahasiswa perantau. Dayat mengaku bertahan di kamar indekos lantaran dilarang pulang oleh orangtua dan keluarganya.

Dampak Corona: Horor! Mayat Bergeletakan di Jalanan Ekuador

Dayat dan ratusan mahasiswa perantau lainnya di Sukoharjo menghabiskan waktu dengan belajar secara online di kamar indekos.

“Sebenarnya ingin mudik ke rumah. Jarak Sukoharjo-Wonogiri tak terlalu jauh. Namun, jika mudik ke rumah harus menjalani karantina selama 14 hari. Ya, lebih baik bertahan di kamar indekos hingga wabah corona hilang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya