SOLOPOS.COM - Akses keluar masuk Jalan Durian RT 001/RW 007 Kelurahan Lamper Kidul, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang di-lockdown menyusul adanya belasan warga yang terpapar Covid-19, Rabu (30/6/2021). (Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Solopos.com, SEMARANG – Pemerintah Kelurahan Lamper Kidul, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang menutup akses keluar masuk warga RT 007/RW 001 atau lockdown, mulai Selasa (29/6/2021). Penutupan ini diberlakukan menyusul kasus penularan Covid-19 yang terjadi di lingkungan itu.

Lurah Lamper Kidul, Marjuki, menyebut ada 11 warga di RT 007/RW 001 yang terkonfirmasi Covid-19. Dari 11 orang itu, satu di antaranya bahkan mengalami kematian atau meninggal dunia.

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

“Yang meninggal atas nama Bapak Taslim, sekitar pekan lalu. Setelah itu, ada 10 orang lainnya yang juga terkonfirmasi Covid-19. Atas dasar itu, warga kemudian berinisiatif melakukan lockdown,” ujar Marjuki kepada Solopos.com, Rabu (30/6/2021).

Baca juga: Jateng Siap Terapkan PPKM Darurat

Ekspedisi Mudik 2024

Marjuki mengaku lockdown juga menjadi salah satu upaya dalam memutus mata rantai penularan Covid-19. Hal itu juga sesuai dengan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, yang menyebutkan jika di suatu kawasan RT ditemukan 10 kasus Covid-19, maka harus diterapkan lockdown.

“Kalau aturan PPKM memang harus di-lockdown. Makanya, kami lockdown untuk membatasi mobilitas warga dan memutus mata rantai penularan Covid-19,” tegas Marjuki.

Marjuki tak menyangka jika di wilayahnya ada RT yang berstatus zona merah. Padahal bulan lalu, wilayahnya masih berstatus zona hijau atau tingkat penularan Covid-19 sangat rendah.

Baca juga: Instruksi Ganjar Lockdown 7.000 RT Zona Merah Disebut Tak Jelas

Kemungkinan Klaster Keluarga

Namun, sebulan terakhir kasus Covid-19 di wilayah Lamper Kidul mengalami peningkatan. Bahkan ada satu RW yang 18 warganya terkonfirmasi Covid-19. Total kasus Covid-19 di Lamper Kidul saat ini mencapai 64 kasus.

“Penularan ini kemungkinan dari klaster keluarga,” ujar Marjuki.

Sementara itu, selama lockdown di RT tersebut, tim Gugus Tugas Covid-19 juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan dua kali dalam sepekan. Selama dua pekan, warga diminta melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Baca juga: Wali Kota Hendi Bantah Ada RT Zona Merah di Semarang

“Tapi ada juga warga yang kita minta isolasi di Rumah Dinas Wali Kota Semarang. Ada tiga warga yang dinyatakan positif Covid-19 yang isolasi di rumah dinas. Sisanya isolasi di rumah masing-masing,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan alih fungsi gedung sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) menjadi tempat isolasi dengan kapasitas 10 tempat tidur.

Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan warga yang isolasi mandiri di RT yang Lockdown, warga bergotong royong memberikan bahan makanan bagi yang terpapar Covid-19.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya