SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebanyak 100 kelompok tani di Karanganyar mengantre bantuan pemasangan jaringan listrik PLN untuk menghidupkan pompa submersible di area persawahan mereka. Sementara itu, melalui APBD II 2021, Karanganyar, telah memberi bantuan pemasangan jaringan bagi 35 kelompok tani.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karanganyar, Siti Maisyaroch, mengatakan rencananya, pada 2022 ada penambahan bantuan pemasangan jaringan listrik bagi petani. “2022 nanti akan dikasih lagi bantuan pemasangan [jaringan] listrik hasil kerja sama Pemkab melalui Dinas Pertanian dengan PLN. Lewat APBD II dianggarkan Rp300 juta baru tercapai 35 titik di 35 kelompok tani. Yang mengantre 100 lebih kelompok tani,” ujarnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Baca Juga: Jokowi Mulai Lirik Mobil Listrik, Minta Pertamina Bikin Grand Design

Hal tersebut ia ungkapkan saat menjadi narasumber dalam webinar Electrifying Agriculture & UMKM di Masa Pandemi, Jumat (19/11/2021) di Lorin Hotel Solo. Webinar itu juga menghadirkan General Manager PLN UID Jateng dan DIY, M. Irwansyah Putra sebagai narasumber, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko (keynote speaker), Bupati Karanganyar Juliyatnoo (narasumber), pemandu acara Direktur Konten dan Bisnis Solopos Media Group (SMG), Suwarmin.

Siti Maisyaroch menambahkan, listrik dibutuhkan petani sebagai energi pompa sibel dalam mencukupi kebutuhan air persawahan. Pompa sibel ini bebas polusi dan lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan pompa diesel yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber energinya. Selain pertanian, sektor tanaman pangan, peternakan, dan perikanan juga membutuhkan listrik, sehingga dibutuhkan kerja sama dengan PLN selaku pihak penyedia listrik.

Baca Juga: Sambut World Superbike, PLN Sediakan Listrik Tanpa Kedip di Mandalika

Bupati Juliyatmono menegaskan komitmennya untuk membantu petani dalam penyediaan air untuk pengairan sawah melalui APBD. “Saya ingin tahun depan sebanyak-banyaknya [ada bantuan pemasangan jaringan] yang juga didukung oleh PLN. Syukur-syukur ada diskon. Ini adalah bentuk kepedulian pemerintah kepada petani khususnya dalam pemenuhan kebutuhan air yang lebih efisien,” kata dia.

Sementara itu, ketua Kelompok Gapoktan Nangsri Makmur di Desa Nangsri, Kecamatan Kebakkramat, Marno, mengatakan pompa sibel kini menjadi pilihan petani karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan pompa diesel yakni lebih efisien waktu dan biaya.

“Dengan pompa sibel, kita tidak perlu bolak-balik mengecek BBM atau mengawasi dari pencuri, karena kalau pompa sibel ini letaknya di dalam tanah. Selain itu, biayanya pemenuhan kebutuhan juga lebih murah,” ujarnya.

Baca Juga: PLN Dorong 269 UMK Go Digital Lewat TJSL Fest 2021

Ia menjelaskan untuk mengairi sawah seluas 1 pathok (sekitar 3.000-3.500 meter persegi) dengan pompa diesel selama satu musim tanam dibutuhkan biaya Rp1 juta-Rp1,2 juta. Sedangkan menggunakan pompa sibel hanya sekitar Rp500.000-Rp600.000 untuk luas dan periode yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya