SOLOPOS.COM - Anggota Himpunan Kawula Muda Mangkunegaran (HKMN) menggelar aksi simpatik di Plaza Manahan, Solo, Rabu (3/11/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Jumat (19/11/2021) tepat 100 hari wafatnya KGPAA Mangkunagoro IX. Pada momentum itu semakin menyeruak isu tentang suksesi kepemimpinan di Pura Mangkunegaran Solo.

Seperti diungkapkan Sekjen Himpunan Pewaris Nilai-Nilai Mangkunegaran (HPNM), Andhi Wisnu Wicaksono, dalam siaran persnya yang diterima Solopos.com, Kamis (18/11/2021). Menurutnya, sikap HPNM senada dengan deklarasi yang telah dilakukan Himpunan Kawula Muda Mangkunegaran (HKMN) Pareanom.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Deklarasi HKMN Pareanom dilakukan di Plaza Manahan dekat Patung Soekarno, Rabu (3/11/2021). “HPNM juga menggagas suksesi Pura Mangkunegaran harus berjalan dengan damai dan menghindari perpecahan, seperti keadaan pada banyak keraton-keraton di Nusantara,” terang Andhi Wisnu dalam siaran pers tersebut.

Baca Juga: 100-An Rumah di Todipan Purwosari Solo Kebanjiran, Gibran Minta Maaf

Ia menjelaskan sejarah suksesi Pura Mangkunegaran terbukti selalu berjalan mulus. Tradisi tersebut menurut Andhi Wisnu harus terus dipertahankan saat suksesi Mangkunagoro IX agar bisa menjadi contoh bagi entitas keraton-keraton nusantara.

Tradisi baik Pura Mangkunegaran itu menurutnya juga dapat menjadi contoh bagi dunia perpolitikan modern saat ini, termasuk di tingkat nasional. “HPNM berpendapat, sesuai dengan angger-angger yang berlaku di keraton-keraton catur sagotra, bahwa pewaris takhta utama adalah putra dari pemimpin sebelumnya,” tuturnya.

Dua Putra Memimpin Bersama

Seperti diketahui, KGPAA Mangkunagoro IX memiliki dua putra dari dua istri, yaitu GPH Paundrakarna dari istri pertama Sukmawati Soekarnoputri dan GPH Bhre dari istri kedua GKP Prisca Marina.

Baca Juga: Ini Sanksi bagi Wali Kota Solo Gibran jika Terbukti Rangkap Jabatan

Dari kedua putra tersebut, HPNM berpendapat lebih afdol apabila putra tertua atau GPH Paundrakarna yang menduduki kursi Adipati. Sedangkan sang adik, GPH Bhre, mendampingi Paundra sebagai Prangwedana atau lainnya. Dengan komposisi seperti itu, jelas Andhi Wisnu, GPH Bhre kelak bisa menjadi calon pengganti ketika GPH Paundrakarna turun takhta.

“Kedua bersaudara ini dengan perbedaan latar belakang pendidikan dan selisih usia yang cukup panjang justru dapat saling melengkapi satu sama lain. Bekerja bergandengan tangan dengan konsep loro-loroning atunggal, selayaknya Raja dan Perdana Menteri dalam konsep politik masa kini,” kata Andhi Wisnu.

Usulan HPNM sudah disampaikan secara tertulis kepada Gusti Kanjeng Putri Mangkunegoro IX, GRAy Retno Satuti Yamin Suryohadiningrat dan GRAy Retno Rosati Hudiono Kadarisman Notohadiningrat. HPNM juga menyampaikan lima poin yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan pewaris takhta di Pura Mangkunegaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya