SOLOPOS.COM - Bagas si bocah pemulung dan ibunya yang menggendong adiknya memunguti botol bekas di sisi utara Terminal Tirtonadi, Solo, Minggu (26/6/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Ulasan tentang dua kakak beradik yang menjadi pemulung di Kota Solo dan prakiraan cuaca di Soloraya-Jogja menjadi berita terpopuler di Solopos.com, Senin (27/6/2022).

Kisah dua kakak beradik Bagas dan Risky yang menjadi pemulung di Kota Solo pada usia sangat muda mengundang empati berbagai kalangan masyarakat. Sejumlah bantuan mengalir ke keluarga kecil itu dari makanan hingga konseling dari Pemkot Solo dan Pemkab Boyolali.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Pemkab Boyolali menawarkan memfasilitasi keluarga itu karena ibu Bagas, Ani Sri Andani, tercatat sebagai warga Karanggede, Boyolali. Namun, Ani menolak tawaran tersebut. Ani memilih tetap tinggal di Solo bersama ketiga anaknya.

Bagas dan Risky kemudian didaftarkan sekolah di SD negeri di Gilingan Solo tak jauh dari tempat indekos mereka. Ibu dari kakak beradik Bagas dan Risky itu juga akan meneruskan pekerjaannya sebagai pemulung di Kota Solo.

Seperti, yang ia lakukan pada Minggu (26/6/2022) di Terminal Tirtonadi Solo. Ani bersama dua anaknya memungut botol bekas. Memulung menjadi pekerjaan utama Ani untuk menghidupi ketiga anaknya, Bagas, Risky, dan Azka. Ani mengakui untuk hidup sehari-hari memang kurang.

Baca Juga : Ini Jadwal Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia

Dalam satu hari dia menjual rongsok Rp30.000 hingga Rp40.000. Bahkan untuk membayar uang sewa indekos mesti mengumpulkan sedikit demi sedikit. “Tidak pasti, kadang dapat Rp30.000, Rp40.000. Ini sudah waktunya bayar sewa indekos, ngumpulkan sedikit-sedikit,” paparnya dalam bahasa Jawa saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.

Ani menceritakan sejak dulu terbiasa mandiri. Hingga berkeluarga, dia tidak ingin merepotkan orang tuanya di Karanggede, Boyolali.

Sedang Tidak Baik

Ani merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Kakak pertamanya perempuan dan kakak kedua laki-laki tinggal di Jakarta. Kakaknya ketiga, perempuan tinggal di Boyolali bersama ibunya. Ibu Ani seorang pedagang beras di pasar.

“Di rumah, [ibu] jualan beras di pasar,” ucap ibu kakak-beradik yang jadi pemulung di Kota Solo itu.

Baca Juga : Jadwal Piala Presiden Hari Ini, Laga Pamungkas Cari Pendamping PSIS

Walau setiap bulan pulang ke Boyolali, Ani menegaskan tidak ingin tinggal di sana. Saat ditanya alasannya, dia hanya berkata hubungannya sedang tidak baik dengan kakak perempuannya yang ketiga. “Tidak apa-apa, sudah begini saja. Ingin tinggal di Solo saja, jadi ribut dengan mbak saya,” ucapnya.

Sebelum tinggal di indekos wilayah Gilingan, Ani dan almarhum suaminya tinggal di permukiman dekat tanggul Kali Anyar (sekarang menjadi Taman Tirtonadi). Setiap bulan Ani pulang ke Boyolali sekaligus mengambil uang bantuan program keluarga harapan (PKH) di kelurahan.

“Kemarin dari Boyolali saya mendapat bantuan PKH Rp500.000. Ditelepon disuruh pulang ngambil uang di kelurahan [Karanggede) sana,” ujarnya.

Ani bercerita kamarnya di rumah Boyolali pernah kebakaran karena korsleting. Hal itu diketahui saat akan mengambil akta kelahiran kakak-beradik Bagas dan Risky untuk mendaftar sekolah.

Hanya Ingin Sekolah

Baca Juga : Awal Pekan Stagnan! Cek Harga Emas di Pegadaian, Senin 27 Juni 2022

“Pulang, kemarin itu saya ngurus akta habis kebakaran. Rumah saya kamarnya kebakaran, korsleting. Boyolali rumahnya ibu saya, sudah punya akta semua, Risky, Bagas, Azka. Aktanya kebakar saya ya gimana, ngurus lagi kemarin,” ucapnya.

Bagas dan Risky akan disekolahkan di SDN Rejosari tahun ajaran 2022/2023 ini. Sebelum sang bapak meninggal, kata Ani, Bagas sebenarnya sudah ada rencana disekolahkan. Namun takdir berkata lain dan Ani terpaksa mengurungkan keinginan anak pertamanya.

Saat itu, kata Ani, Bagas belum mampu mengambil keputusan. Ia hanya ingin sekolah. Beberapa hari kemudian, sang bapak ingin pulang ke kampung halamannya di Gunung Kidul, DIY karena merasa tidak enak badan.

Belum sampai rumah, ayah Bagas tidak kuat dan terpaksa dirawat di RSUD Wonosari dan mengembuskan napas terakhir di sana. Ani mengatakan almarhum suaminya tidak mempunyai riwayat penyakit apapun.

“Tidak ada yang membantu. Kalau bapaknya masih ada, sudah sekolah dari kemarin. Saya jawabnya begitu ke orang-orang. Saya disuruh berbohong tidak mau,” tutur dia.

Baca Juga : Pembukaan Pendaftaran Parpol Pada Agustus 2022

Kini, bantuan untuk keluarga bocah pemulung yang viral itu mulai berdatangan. “Sejak didatangi dinas itu langsung dicarikan buku sama Pak Polisi, Polsek Banjarsari. Kalau kemarin gantian polisi Semarang,” ceritanya.

Selain ulasan tentang kisah kakak beradik pemulung di Solo, ulasan lain tentang kecelakaan truk dan mobil di Boyolali, wisuda ITS PKU Muhammadiyah Solo, prakiraan cuaca, Direktur Widodo Makmur borong saham WMUU, revitalisasi Bahasa Jawa, Ruben Onsu sakit, hingga Solo Kota Layak Anak menjadi berita terpopuler di Solopos.com.



Berikut 10 berita terpopuler di Solopos.com pada Senin (27/6/2022):

Hidupi 3 Anak, Segini Penghasilan Ibu Kakak-Beradik Pemulung di Solo

Breaking News! Kecelakaan Truk-Mobil di Simpang Solidaritas Boyolali

Wisuda 135 Lulusan, Ini Pencapaian ITS PKU Muhammadiyah Surakarta

Tak Ada Potensi Hujan, Begini Prakiraan Cuaca Kota Solo Senin 27 Juni

Borong Saham WMUU, Direktur Widodo Makmur Keluarkan Rp85,20 Miliar

Prakiraan Cuaca Boyolali Hari Senin Ini: Stabil Berawan Pagi-Malam

Revitalisasi Bahasa Jawa Berbasis Kolaborasi Banyak Pihak

Bolak Balik Dirawat di RS, Sebenarnya Ruben Onsu Sakit Apa?

Prakiraan Cuaca Jogja Senin: Berawan Pagi-Siang, Hujan pada Sore Hari

Miris! Solo Kota Layak Anak, Tapi Minim Lokasi Lapang Untuk Bermain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya