SOLOPOS.COM - BAKTERI E COLI-Djumadi mengecek kondisi sumur di RT 05 RW VIII, Jagalan, Solo, Selasa (23/8/2011). Bakteri e coli diduga telah menyebar ke sejumlah sumber air di daerah padat penduduk di Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

BAKTERI E COLI-Djumadi mengecek kondisi sumur di RT 05 RW VIII, Jagalan, Solo, Selasa (23/8/2011). Bakteri e coli diduga telah menyebar ke sejumlah sumber air di daerah padat penduduk di Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Sumur timba berusia sekitar 20 tahun itu diapit dua septic tank. Septic tank pertama berjarak sekitar lima meter dari sumur.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Penampungan tinja dengan kedalaman sekitar tiga meter itu milik keluarga Sri Temuningsih, Ketua TP PKK RW XIII Wonosaren, Jagalan, Jebres. Septic tank selanjutnya, milik keluarga Suyamto, juga hanya berjarak lima meter dari sumur.

Bertahun-tahun keluarga Suyamto, keluarga Pariyanto, keluarga Dwi Maryanto, keluarga Sularso dan keluarga Sugeng memanfaatkan air sumur timba milik Sri Temuningsih itu. Bukan hanya untuk mencuci dan mandi.

Air sumur yang kini ditumbuhi banyak rumput itu juga dikonsumsi untuk air minum. Tidak saja para orang dewasa, tapi juga anak-anak bahkan cucu mereka.

Menariknya, selama itu pula anggota lima keluarga itu tidak pernah mengalami sakit perut atau sakit jenis lain. Padahal berdasar hasil penelitian petugas Puskesmas Pucangsawit, Februari lalu, air sumur itu terkontaminasi bakteri e-Coli. Tidak main-main kandungan bakteri kategori patogen itu mencapai 2400/100 mililiter sampel air. Padahal batas toleransi kandungan e-Coli hanya 50/100 mililiter air.

Ironisnya lagi warga sekitar sumur yakni di wilayah RT 5/RW VIII Wonosaren belum mengetahui perihal kandungan bakteri dalam air sumur mereka. Beberapa bulan lalu petugas Puskesmas Pucangsawit juga menguji sumur galian umum di RT 5/RW VIII Wonosaren, tak jauh dari sumur milik Sri Temuningsih.

Sumur yang hanya berjarak sekitar tiga meter dari septi tank itu diketahui mengandung 1100 bakteri e-Coli/100 mililiter air. Kandungan berlebih bakteri e-Coli juga ditemukan di sumur galian di Kompleks SDN Kentingan Jl Ir Sutami No 79 Jebres.

Sebuah fakta memprihatinkan dari kawasan padat penduduk. Kandungan bakteri di sumur yang terletak di halaman belakang sekolah itu mencapai 240/100 mililiter air.

”Memang pernah ada pengambilan sampel air sumur oleh petugas Puskesmas Pucangsawit beberapa bulan lalu. Tapi tidak ada pemberitahuan hasilnya kepada warga. Bila memang ada bakteri, kami minta penjelasan penanggulangannya,” ujar Sri saat ditemui wartawan, Selasa (23/8/2011).

Pasalnya menurut istri Ketua RW VIII Wonosaren Djumadi itu cukup banyak keluarga yang mengonsumsi sumur berbakteri. Dari 97keluarga di RT 5/RW VIII, 50 keluarga di antaranya memanfaatkan air sumur umum berbakteri e-Coli sebagai air minum.

Begitu juga Suyamto yang mengaku bingung dengan temuan petugas Puskesmas Pucangsawit. Air sumur yang dia minum selama ini sangat jernih, jauh lebih jernih ketimbang air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo.

Sementara peneliti Pusat Studi Lingkungan Hidup LPPM UNS, Pranoto, menjelaskan bakteri e-Coli dimungkinkan masih hidup kendati sudah dimasak hingga mendidih. Untuk itu dia mendorong Pemkot Solo melakukan penelitian lanjutan.

(Kurniawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya