SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona atau Covid-19. (freepik)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pembelajaran tatap muka (PTM) di Sekolah Dasar (SD) 3 Tawangsari, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, terpaksa dihentikan sementara lantaran ada satu siswa yang terpapar virus corona.

Seorang siswa terpapar corona dari hasil tracing salah satu anggota keluarganya yang meninggal positif Covid-19. Camat Kerjo Wahyu Widiyanto mengatakan PTM dihentikan sementara mulai Senin (7/2/2022) hingga lima hari ke depan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Informasi yang kami terima dari Dinas Pendidikan [Disdik] PTM dihentikan sementara mulai Senin besok. SOP Disdik memang seperti itu,” katanya ketika dihubungi Solopos.com, Minggu (6/2/2022).

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 Asal Colomadu Karanganyar Meninggal Dunia

Wahyu mengatakan siswa tersebut terpapar corona dari salah satu warga Tawangsari, Karanganyar, yang dirawat di RS dr Oen Solo. Warga tersebut dirawat lantaran sakit stroke.

Kemudian dari hasil tes swab, pasien tersebut ternyata positif terpapar corona. Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, pasien meninggal dunia.

Tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 tingkat Kecamatan Kerjo lantas melakukan tracing kepada anggota keluarga pasien, termasuk anaknya. Dari hasil tracing itu satu anak yang bersekolah di SDN 3 Tawangsari positif Corona.

Baca Juga: Angka Kasus Covid-19 Karanganyar Naik Lagi, Jangan Abaikan Prokes

Kasus Pertama dari PTM

“Anaknya ini tanpa gejala. Karena positif kami lakukan koordinasi dengan Disdik wilayah bahwa PTM akan dihentikan sementara,” tuturnya.

Temuan siswa SDN 3 Tawangsari terpapar corona ini merupakan kasus pertama di lingkungan pendidikan Karanganyar sejak PTM berjalan. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar Yophi Eko Jatiwibowo sebelumnya mengatakan belum menemukan klaster corona di lingkup pendidikan selama PTM berjalan.

“Kami memiliki prosedur jika ada temuan kasus corona di satu sekolah. Salah satunya PTM dihentikan sementara. Tapi sejauh ini di kami belum ditemukan klaster sekolah,” katanya.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Karanganyar Tinggal di 3 Kecamatan Ini

Yophi mengatakan PTM dihentikan sementara baru dilakukan pada salah satu SD Wonokeling di Jatiyoso. PTM terpaksa dihentikan sementara lantaran warga yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah meninggal dunia karena Covid-19.

Sehingga untuk memudahkan tracing, PTM di sekolah tersebut dihentikan sementara waktu. Berbagai upaya dilakukan Disdikbud Karanganyar untuk mencegah siswa, guru, dan pegawai di lingkungan sekolah terpapar virus corona.

Salah satunya melalui percepatan program vaksinasi siswa serta memperketat protokol kesehatan di sekolah. Koordinasi juga dilakukan dengan Dinas Kesehatan Karanganyar (DKK) dalam upaya pencegahan corona.

Baca Juga: 341 Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19 Karanganyar Terima Bansos Segini

Pengujian 1.000 Spesimen

Kepala DKK Karanganyar Purwati mengatakan telah melakukan pengambilan 1.000 spesimen lendir hidung dari penyelenggara PTM di lingkungan sekolah. Tujuannya mendeteksi virus corona dan variannya. 1.000 spesimen itu telah diuji menggunakan metode swab antigen. Hasilnya tidak ada yang reaktif.

“Ada beberapa sekolah jenjang SMP yang diambil sampel swab antigen. Tiap sekolah sekitar 200 spesimen dan ada lima sekolah hasilnya tidak ada yang reaktif,” kata Purwati.

Purwati mengatakan pengujian spesimen di lingkungan penyelenggara PTM sasarannya adalah guru dan siswa yang dilakukan secara acak. Sementara itu jumlah kasus positif Covid-19 mengalami tren naik pada beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Karanganyar Waspadai Omicron Saat Libur Nataru

Merujuk data DKK, kasus positif corona aktif per Sabtu (5/2/2022) tercatat ada 152 kasus. Perinciannya 15 rawat inap dan 137 orang menjalani isolasi mandiri.

Purwati mengatakan kasus-kasus tersebut belum menunjukkan kemunculan klaster di Karanganyar. Ia menyebut adanya pasien dari kalangan guru, siswa sekolah, mahasiswa, pegawai bank, pelaku perjalanan, pasien rawat jalan RS dan tenaga kesehatan.

Mereka kebanyakan beraktivitas di luar Karanganyar. “Memang warga Karanganyar. Tapi kerjanya di Solo. Termasuk yang siswa, guru dan mahasiswa itu kampusnya di luar kota,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya