SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota dan pendiri KWS berfoto bersama di sela-sela takziah di rumah duka Mey Wulandari di Kelurahan Sragen Kulon, Sragen, Minggu (24/5/2020). (Istimewa/KWS)

Solopos.com, SRAGEN -- Keluarga besar Kumpulan Wong Sragen atau KWS berduka saat Lebaran. Hal itu menyusul meninggalnya salah satu dari sembilan orang pendiri KWS, Mey Wulandari alias Melinda Sari, Minggu (24/5/2020).

Mei yang meninggal di usia 49 tahun sempat menjadi bendahara saat awal pendirian KWS pada 2013 lalu. Kabar duka itu disampaikan pendiri KWS lainnya, Sugiyono, saat dihubungi Solopos.com, Minggu siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sugiyono yang merupakan warga Jambeyan, Sambirejo, Sragen, itu sempat taziah bersama para pendiri KWS lain di rumah duka, Sragen Kulon, Sragen. Jenazah almarhumah Mey akan dimakamkan di permakaman umum Manding, Sragen Kulon.]

Cegah Kunjungan Lebaran, Warga Bulakrejo Sukoharjo Tutup Jalan Pakai Truk

Sugiyono bercerita Kumpulan Wong Sragen atau KWS muncul di media sosial, terutama Facebook, atas inisiatif Joko Sutrisno pada 2007. KWS secara kelembagaan diinisiasi sembilan orang, salah satunya Mey.

"Setelah berdiri pada 2013, kemudian pada awal 2005 membuat badan hukum KWS yang berlaku sampai sekarang. Dari sembilan orang itu tinggal delapan orang karena Bu Mey meninggal dunia di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen pada pukul 02.00 WIB,” ujar Sugiyono.

Suka Berkegiatan Sosial

Sugiyono menyampaikan keluarga besar KWS berduka atas kepergian Mey Wulan untuk selama-lamanya. Saat ini, delapan pendiri yang masih aktif yakni Sugiyono, Diky Setiawan Joni, Ji Paulina, Darmin, Fitriani, Parwan Santoso.

Jauh Beda! Ini Penampakan Keraton Solo pada Idulfitri Tahun Sebelumnya dengan Sekarang

Satu orang lagi pendiri Kumpulan Wong Sragen atau KWS yang bekerja di diler Honda Sragen namun Sugiyono mengaku lupa nama satu orang itu. Mengeni Mey, Sugiyono mengaku mengenal cukup akrab.

Dia mengenal sosok Mey sebagai seorang yang suka berkegiatan sosial karena juga menjadi fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Gemolong. Mey juga menjadi pendamping sejumlah kelompok wanita tani (KWT).

Sugiyono masih ingat pesan Mey, yakni titip KWS. Sekarang anggota KWS yang terdaftar se-Indonesia mencapai 400.000 orang.

Hari Pertama Lebaran: Pasar Klewer Tutup, Stasiun Solo Balapan & Tol Salatiga-Solo Terpantau Sepi

“Selain itu, Bu Mey ini dulu pernah inbox saya. Beliau bilang pengin dolan dan makan bareng dengan lauk botok tiwul di rumahku,” ujar Sugiyono.

Namun, keinginan itu belum kesampaian hingga Mey meninggal dunia pada momentum Lebaran ini. "Sebenarnya rencana itu mau diwujudkan pada Lebaran tahun ini tetapi Tuhan ternyata belum mengizinkan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya