SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampanye mencegah stunting atau tengkes pada anak-anak berusia di bawah lima tahun. (Antaranews.com)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemkab Karanganyar melakukan akselerasi penanganan kasus stunting. Targetnya nol kasus stunting pada 2023. Merujuk data, masih ada 1.603 bayi di bawah lima tahun (balita) di Karanganyar mengalami stunting.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar, Purwati, mengatakan kasus stunting saat ini menurun dibanding tahun lalu. Di 2021, jumlah anak balita yang mengalami stunting ada sebanyak 2.206 anak dari total 42.203 balita.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kasus stunting menurun, tapi tidak signifikan. Tahun ini persentasenya 3,33% dari jumlah balita. Sedangkan tahun lalu persentasenya 4,48%,” kata dia, Kamis (24/11/2022).

Dia mengatakan penanganan kasus stunting dibutuhkan kerja keras bersama. Intervensi tidak bisa dilakukan sendiri oleh Dinkes. Namun membutuhkan peran dari berbagai bidang seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas KB, dan sebagainya.

Baca Juga: Waspada Pernikahan Dini di Boyolali! Bisa Sebabkan Bayi Lahir Stunting

Menurutnya intervensi harus fokus dan terarah. Penanganan stunting harus dilakukan sejak dini atau sejak remaja melalui berbagai penyuluhan. Remaja diberikan pemahaman pentingnya menjaga asupan makanan dan gizi. Kemudian pendampingan selama hamil dan melahirkan.

“Kita mencatat penyebab stunting salah satunya sejak dalam kandungan ibu mengalami anemia. Jadi pencegahan stunting harus dimulai sejak calon ibu masih remaja,” katanya.

Dinkes berupaya membentuk posyandu remaja di tiap desa dan kelurahan. Targetnya bisa menekan angka stunting di Karanganyar. Di masa kehamilan, ibu disarankan memeriksakan diri minimal empat kali. Kemudian balita stunting perlu mendapat makanan tambahan (PMT) bernutrisi.

Baca Juga: Pola Asuh Orang Tua Berperan Penting Tangani Stunting di Sragen

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, berharap Karanganyar bisa zero stunting pada 2023. Penanganan stunting akan dilaksanakan secara simultan. Intervensi mempercepat penurunan angka kasus stunting melalui pengutan program 1.000 hari pertama kehidupan. Seperti imunisasi, pemeriksaan saat dalam kandungan sampai usia anak mencapai dua tahun.

Hal ini dilakukan agar bayi lahir sehat dan pemenuhan gizinya terjamin. Selain itu ada juga penguatan petugas puskesmas pembina posyandu melalui peningkatan kapasitas. Di mana petugas posyandu harus aktif melihat bagaimana kondisi masing-masing anak.

“Stunting ini berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit dan penurunan produktivitas,” kata Bupati.

Meski masih tergolong rendah, Pemkab terus menekan angka kasus stunting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya