SOLOPOS.COM - Pekerja melakukan proses penyelidikan tanah di wilayah Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Minggu (20/9/2020). Penyelidikan tanah itu untuk rencana pembangunan jalan tol Solo-Jogja-Kulonprogo.(Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com KLATEN – Proses identifikasi dan inventarisasi pengadaan lahan untuk pembangunan Tol Solo-Jogja sudah bergulir di 18 desa yang tersebar di empat kecamatan di Klaten

Tahapan Identifikasi dan inventarisasi itu dilakukan dengan pengukuran lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja hingga beragam aset yang ada di permukaan maupun di bawah tanah seperti tanaman serta bangunan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tahapan identifikasi dan inventarisasi itu sudah menyasar ke 18 desa di Kecamatan Polanharjo, Delanggu, Karanganom, dan Ngawen hingga Jumat (16/10/2020). Lahan yang sudah didata sebanyak 1.500an bidang.

Pelajar Sragen Novin dan Ardian Bertekad Membuat Hidup Berguna untuk Orang Lain

Sementara, total lahan terdampak jalan tol di wilayah Klaten sebanyak 4.071 bidang dengan luasan 377,5 hektare (ha). Bidang lahan itu tersebar di 50 desa di 11 kecamatan.

Lahan Besertifikat Hak Milik

Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Agung Taufik Hidayat, melalui salah satu pegawai BPN Klaten, Sulis, mengatakan dari 1.500an bidang yang sudah didata, mayoritas merupakan bidang lahan besertifikat hak milik.

“Hampir 95 persen merupakan tanah hak milik,” jelas Sulis saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Sulis menjelaskan pendataan sudah dilakukan sekitar akhir September lalu oleh Satgas A dan Satgas B. Satgas A terdiri dari empat tim yang beranggotakan pegawai BPN bertugas mengukur bidang terdampak.

10 Berita Terpopuler : Kecelakaan Ambulans dan Truk di Jalan Solo-Purwodadi

Satgas B terdiri dari lima tim berisi dari berbagai berbagai unsur yakni pemerintah desa, BPN, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperwaskim) Klaten, serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Klaten.

Mereka bertugas melakukan pendataan beragam aset yang ada di permukaan tanah hingga bawah tanah seperti tanaman, bangunan rumah, sumur, hingga septic tank.

“Setiap hari kami keliling. Targetnya bisa selesai ke seluruh bidang pada awal November nanti,” kata Sulis. Sulis mengatakan proses identifikasi dan inventarisasi pengadaan lahan untuk tol relatif lancar.

Tanaman Perkebunan yang Bersifat Tahunan

Dia mengakui ada sejumlah bidang lahan terdampak tol terutama sawah yang belakangan mulai ditanami aneka tanaman keras atau kelompok tanaman perkebunan yang bersifat tahunan seperti sengon.

“Tetap kami data semuanya apa yang ada di atas dan di bawah tanah,” ungkap dia.

Siswa SMK di Lombok Nikahi Dua Cewek Sekaligus, Begini Kisah Sebenarnya

Namun Satgas A dan Satgas B tak sampai menghitung berapa besar nilai kerugian lantaran ada tim tersendiri yakni tim aprraisal independen untuk melakukan penghitungan tersebut.

Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Klaten, Sujarwanto Dwiatmoko, mengatakan tahapan untuk pembangunan tol terus bergulir.

Saat ini tahapan pengadaan lahan untuk tol Solo-Jogja memasuki identifikasi lahan beserta aset yang ada di atas dan di bawah tanah. Hasil identifikasi dan inventarisasi itu bakal diumumkan ke masyarakat.

“Kalau tidak ada koreksi dari masyarakat, baru ada tim appraisal yang akan menentukan nilainya [ganti kerugian],” kata Sujarwanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya