SOLOPOS.COM - Aksi Tukar Sampah dengan bibit cabai di CFD Boyolali, Minggu (4/11/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI —Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali bersama Assosiasi UPK Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) Boyolali menggelar aksi tukar sampah dengan 1.500 bibit cabai dan 300 kantong pupuk organik di Car Free Day (CFD), Minggu (4/11/2022).

Pada kesempatan itu, mereka juga mengkampanyekan pengelolaan sampah organik dan anorganik kepada masyarakat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Para pengunjung CFD menyerbu stan pembagian bibit cabai dan pupuk organik dengan membawa sejumlah sampah untuk ditukarkan. Jenis sampah yang ditukarkan kebanyakan berbahan plastik, seperti gelas dan botol.

Pengunjung cukup membawa satu atau dua sampah plastik jenis botol atau lainnya agar mendapat bibit cabai. Sementara, pengunjung yang membawa sampah satu kantong plastik besar bisa mendapat pupuk organik.

Selama satu jam, bibit cabai dan pupuk menjadi rebutan masa di CFD. Stok bibit cabai hampir ludes karena tingginya antusias masyarakat.

Baca Juga: Pengumuman! CFD Boyolali Desember 2022 Cuma Dua Kali, Ini Alasannya

Kepala Dispermasdes, Yulius Bagus Triyanto, mengatakan aksi tukar sampah dan edukasi pengelolaan sampah diharapkan bisa mengurangi volume sampah, menciptakan budaya peduli sampah dan kebersihan lingkungan sekitar.

Menurut Yulius, aksi bersama tersebut menjadi upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk menuju Boyolali bebas sampah 2025 bersama seluruh stakeholder.

“Kami menggandeng UPK untuk kampanye menuju Boyolali bebas sampah 2025,” ucap dia kepada Solopos.com di lokasi CFD, Minggu (4/11/2022).

Salah satu pengunjung CFD, Zaenal Arifin, pemuda asal Klaten mengaku datang ke CFD Boyolali untuk melihat situasi CFD di Boyolali. Ia turut menukarkan sampah plastik karena ingin mendapat bibit cabai.

“Tadi menukarkan tiga sampah, jenisnya cup sama susu kotak, dapat dua bibit cabai,” kata dia di lokasi CFD.

Baca Juga: Boyolali Kaya Rasa, Pemkab akan Bukukan Resep Makanan Tradisional Khas

Masih berusia 14 tahun, Zaenal mengaku termasuk anak muda yang mencinta lingkungan. Zaenal menyukai lingkungan yang banyak tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, ia ingin menanam bibit cabainya di pekarangan rumah.

Lebih lanjut, sebagai sosok peduli lingkungan, Zaenal membudayakan dirinya agar selalu membuang sampah pada tempatnya.

Selain aksi tukar sampah, Dispermasdes dan UPK DAPM juga mengadakan pelatihan sederhana mengubah sampah plastik menjadi bunga hias. Terlihat sejumlah ibu-ibu ikut mengerumuni pelatihan sederhana membuat bunga hias dari plastik di stan yang sama.

Baca Juga: Bertabur Hadiah, Lapak BKD Boyolali di CFD Diserbu Warga

Manager UPK DAPM KecamatanTeras sekaligus Koordinator Omah Sampah DAPM, Saryono, mengatakan sampah di lingkungan masyarakat bisa diolah menjadi berbagai produk bermanfaat. Menurut Saryono, sampah plastik bisa disulap menjadi bunga hias, paving block, dan batu candi.

Limbah seperti popok pun masih bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi bunga hias. Sementara sampah organik bisa diubah menjadi pupuk organik.

“Dengan apa yang kami lakukan ini, adalah upaya menginovasi sampah residu menjadi produk yang penuh manfaat dan kami harapkan punya nilai ekonomis,” kata dia di lokasi yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya