SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, berbincang dengan salah satu petani saat pencanangan program Indeks Pertanaman (IP) 400 di Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten, Selasa (11/1/20222). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Lahan seluas 1.010 hektare (ha) di Klaten digunakan untuk uji terap program indeks pertanaman (IP) 400. Lahan tersebut tersebar di 69 desa 22 kecamatan melibatkan 88 kelompok tani.

Program yang dimaksud yakni mengajak petani untuk empat kali memanam dan memanen dalam setahun pada hamparan yang sama. Dengan program itu, hasil produksi pertanian digadang-gadang meningkat. Rencananya, program itu digulirkan di Klaten menggunakan varietas unggul lokal Rojolele Srinuk serta varietas biasa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pencanangan IP 400 dilakukan pada hamparan sawah di Desa Sribit, Kecamatan Delanggu oleh Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, dan Bupati Klaten, Sri Mulyani, di Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Selasa (11/1/2022).

Baca Juga: Solo-Jogja 20 Menit Lewat Tol, Sri Mulyani: Positif untuk Klaten

Syahrul mengatakan IP 400 baru tahun ini dicanangkan untuk menuju swasembada pangan. Selain swasembada pangan, program itu digulirkan untuk menjamin ketersediaan pangan menghadapi anomali cuaca. Cuaca tak bisa diprediksi sehingga kapan air dan cuaca yang bagus harus segera dilakukan penanampan.

“IP 400 baru tahun ini kami canangkan untuk menuju swasembada sesuai perintah presiden harus dicapai. Minimal beras dua tahun terakhir tidak impor. Tahun ini harus diperkuat karena cuaca di seluruh dunia jadi persoalan. Oleh karena itu, ini harus direspons lebih kuat,” kata Syahrul.

Syahrul mengatakan di beberapa wilayah program empat kali tanam dalam setahun itu sudah bisa dilakukan. “Tentu perbaiki varietas, perbaiki budi daya tanam, perbaiki hilirisasi dan lain-lain sampai market harus dipikirkan bersama-sama dan hari ini dirintis di Klaten,” ungkap dia.

Baca Juga: Solo-Jogja 20 Menit Lewat Tol, Warga Klaten Terheran-Heran

Di Klaten, sekitar 1.000 ha sawah dipersiapkan untuk program tersebut. Namun, Syahrul meminta agar luasan lahan untuk program IP 400 itu diperluas dan bakal diperluas menjadi 10.000 ha.

“Saya kira kalau semua bupati mau mendukung seperti itu, berarti ada satu musim tanam tambahan. Yang tadinya hanya dua kali menjadi tiga kali, yang tadinya tiga kali menjadi empat kali. Berarti tidak ada lagi air yang tersia-sia dan sinar matahari yang tidak termanfaatkan,” urai dia.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mendukung bergulirnya program IP 400. Dia mengatakan di Klaten ada varietas padi unggul lokal yakni padi Rojolele Srinuk dan Srinar. Varietas padi itu diperoleh dari hasil penelitian bersama Batan yang bisa mengurangi tinggi padi rojolele indukan saat masa panen dari 160 sentimeter menjadi 113 sentimeter dan masa tanam dari 160 hari menjadi 120 hari.

Baca Juga: Wonogiri Penuhi Syarat sebagai Penerima Vaksin Booster, tetapi…

Potensi produktivitas varietas Rojolele Srinuk mencapai 9,22 ton per ha. Varietas padi unggul lokal itu menjadi salah satu varietas yang ditanam untuk program IP 400.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya