SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BOYOLALI</strong> — Jumlah <a title="Buruh Boyolali Tolak Impor Tenaga Kerja Asing" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180501/492/913487/buruh-boyolali-tolak-impor-tenaga-kerja-asing">pekerja </a>&nbsp;dari kaum perempuan di Boyolali empat kali lebih banyak dibanding pekerja laki-laki. Rata-rata mereka adalah pekerja sektor industri garmen dan konfeksi.</p><p>Ketua Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Boyolali, Wahono, mengatakan saat ini, jumlah pekerja di Boyolali di bidang garmen dan konfeksi lebih dari 50.000 orang. Dari jumlah tersebut, 80 persennya kaum perempuan. Kondisi ini di satu sisi memunculkan harapan kaum perempuan pun bisa mandiri.</p><p>Namun, di sisi lain menimbulkan masalah sosial jika hak-hak mereka sebagai perempuan tak dipenuhi. "Kaum pekerja perempuan ini kan memiliki hak-hak istimewa sebenarnya dibandingkan laki-laki. Mereka ini memiliki hak cuti melahirkan, hak cuti haid, serta hak-hak kodratinya sebagai perempuan, seperti perlindungan dan antar jemput saat masuk jam malam," jelas Wahono kepada <em>Solopos.com</em>, Senin (25/6/2018).</p><p>Di sisi lain, posisi mereka sangat rentan masalah sosial. Mereka yang masih berstatus lajang tentu akan berbeda dengan yang sudah berumah tangga. Faktanya, kata dia, tak sedikit kaum pekerja perempuan di sektor konfeksi ini tak lebih baik kesejahteraannya ketika sudah berkeluarga.</p><p>"Gaji tetap dihitung sebagai lajang, tempat tinggal tetap indekos, kalau cuti melahirkan rentan dikeluarkan. Isu-isu seperti itu banyak terdengar, namun hanya sekadar keluhan," jelasnya.</p><p>Menurut Wahono, iklim investasi yang cukup besar di Boyolali tetap harus mendapatkan pengawasan dan evaluasi. Jika tak dievaluasi para pekerja hanya menjadi <a title="Buruh Sukoharjo Tolak Impor Tenaga Kerja Asing Saat May Day 2018" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180501/490/913599/buruh-sukoharjo-tolak-impor-tenaga-kerja-asing-saat-may-day-2018">pekerja </a>&nbsp;kasar yang tak ada peningkatan kesejehteraan.</p><p>"Menurut saya, parameter iklim investasi di Boyolali itu maju jika kesejehteraan kaum buruh, khususnya kaum pekerja perempuan, juga meningkat, hidup keluarga lebih bahagia, anak-anak mereka bisa sekolah. Itu yang menurut saya harus menjadi perhatian bersama," jelasnya.</p><p>Direktur Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (Spekham) Solo, Rahayu Purwaningsih, sepakat dengan cara pandang KSPN terkait kondisi pekerja perempuan di Boyolali. Menurut Rahayu, pekerja perempuan di Boyolali rata-rata berusia produktif. Jika kondisi pekerja perempuan ini tak diperhatikan betul, dikhawatirkan terjadi defisit perempuan-perempuan yang potensial untuk kemajuan.</p><p>"Mereka ini rata-rata pekerja usia produktif dan upah yang mereka terima belum disebut sejahtera karena rata-rata pekerja perempuan dibayar murah," jelasnya.</p><p>Rahayu mencemaskan kesehatan para <a title="Tolak PP 78/2015, Buruh Sukoharjo Tuntut Perhitungan Upah Pakai KHL" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180501/490/913644/tolak-pp-782015-buruh-sukoharjo-tuntut-perhitungan-upah-pakai-khl">pekerja </a>&nbsp;perempuan dalam jangka panjang jika terus menerus bekerja di sektor konfeksi. Padahal, mereka ini memiliki kesehatan reproduksi yang juga harus dijaga setiap hari.</p><p>"Mungkin saat ini mereka belum merasakan, namun dalam jangka panjang akan terasa sekali dampaknya akibat terus diforsir tenaganya di bidang konfeksi di waktu siang kadang malam," jelasnya.</p><p>Ia sangat sepakat pekera dari kalangan peremuan perlu mendapatkan perhatian lebih dari stakeholders. Setidaknya, hak-hak perempuan sebagai pekerja tetap terpenuhi dan ada upaya meningkatkan kesejahteraan mereka.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya