Jateng
Senin, 26 Maret 2018 - 16:29 WIB

KECELAKAAN KENDAL : Pesepeda Tewas Tersambar KA di Kaliwungu

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Korban kecelakaan maut di perlintasan kereta api Jl. Pandean, Desa Krajan Kulon, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jateng, Senin (26/3/2018) sekitar pukul 14.40 WIB. (Facebook-Bintang Sun Moon)

Kecelakaan yang melibatkan kereta api di Kendal menewaskan seorang pria pengendara sepeda.

Semarangpos.com, SEMARANG – Seorang pria pesepeda menjadi korban kecelakaaan maut di perlintasan kereta api Jl. Pandean, Desa Krajan Kulon, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng), Senin (26/3/2018) sekitar pukul 14.40 WIB. Pria yang diketahui bernama Khozin itu tewas tersambar Kereta Api Agro Anggrek yang melintas dari arah Jakarta menuju arah Surabaya.

Advertisement

Salah seorang anggota Polsek Kaliwungu, Bripka Karman, membenarkan adanya kecelakaan maut di salah satu perlintasan kereta api di Kabupaten Kendal. ” Ya itu tewas mas korbannya, tersambar kereta api,” jelas Karman kepada Semarangpos.com melalui sambungan telepon

Ia menamabahkan Khozin tewas tersambar kereta api saat hendak menyeberangi perlintasan kereta api di kawasan tersebut. “Niatnya mau menyeberang, tapi mungkin enggak tahu kalau ada kereta,” beber Karman.

Sementara itu, kabar kecelakaan maut itu kemudian mencuat di grup Facebook Liputan Kendal Terkini. Pengguna akun Facebook Mimin Marisahaqui, yang mengaku sebagai saksi, menjelaskan Khozin mengalami luka parah di bagian kepala akibat tersambar Kereta Api Argo Anggrek. “Anggota badan seperti kepala kaki tangan masih menempel, tapi kepala sebelah kiri agak hancur, dan beberapa luka di bagian tubuh lain,” ungkapnya dengan menyertakan foto si korban kecelakaan.

Advertisement

Ia membeberkan korban kecelakaan maut, yang untuk sementara diduga sebagai warga Dusun Jagalan, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, kebingungan saat berada di perlintasan kereta api sebelum akhirnya tersambar Kereta Api Argo Anggrek. “Dikiro bapake sepure jek adoh mungkin, jebul wes cedak, tapi bapake bingung rel e seng endi, bar diklakson sepure malah bapake tambah maju [Dikira kereta api masih jauh, ternyata sudah dekat, bapaknya bingung, saat diklakson bapaknya malah tambah maju],” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif