Soloraya
Jumat, 23 Maret 2018 - 22:35 WIB

PERTANIAN WONOGIRI : 6.000 Petani Terancam Tak Dapat Pupuk Bersubsidi, Kok Bisa?

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (tengah), memanen padi di areal persawahan Kelurahan Mojopuro, Wuryantoro, Wonogiri, belum lama ini. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Sekitar 6.000 petani di Wonogiri terancam tak  dapat alokasi pupuk bersubsidi.

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 6.159 petani dari 21 kecamatan di Wonogiri hingga Jumat (23/3/2018) belum masuk Sistem Informasi Manajemen Pertanian Indonesia (SIMPI) sebagai penerima pupuk bersubsidi. Akibatnya, mereka terancam tak mendapat alokasi.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Wonogiri, Jumat, jumlah petani di Wonogiri tercatat 160.720 orang. Sebanyak 154.561 petani dari 25 kecamatan sudah masuk SIMPI dan mendapat alokasi pupuk bersubsidi.

Sisanya, 6.159 petani dari 21 kecamatan belum masuk SIMPI. Luas lahan mereka tercatat 3.895 hektare (ha) dan memiliki potensi luas tanam mencapai 9.677 ha.

Advertisement

Sisanya, 6.159 petani dari 21 kecamatan belum masuk SIMPI. Luas lahan mereka tercatat 3.895 hektare (ha) dan memiliki potensi luas tanam mencapai 9.677 ha.

Menurut Kepala DPP Wonogiri, Safuan, jika tak masuk SIMPI petani tak bisa mendapat alokasi pupuk bersubsidi. Sesuai aturan hanya petani yang masuk SIMPI yang bisa menebus pupuk itu.

Tahun ini penebusan pupuk bersubsidi wajib menggunakan kartu tani. Padahal, musim tanam (MT) I segera berakhir. Sudah banyak petani yang panen. Jika tetap tak masuk SIMPI, DPP tak bisa mengusulkan penambahan pupuk bersubsidi untuk MT berikutnya bagi mereka.

Advertisement

Sebanyak 145.838 keping kartu tani sudah dibagikan kepada masing-masing petani yang sudah masuk SIMPI. Selebihnya, 8.723 keping kartu tani belum terbagi karena beberapa faktor, seperti nomor induk kependudukan (NIK) petani ganda, meninggal dunia, NIK tak sesuai, atau saat petugas membagikan petani bersangkutan tak di rumah.

Meski belum menerima kartu tani, petani tetap bisa menebus pupuk bersubsidi di kios pupuk lengkap (KPL). Menebus pupuk tak harus menabung di BRI terlebih dahulu. Petani cukup membayar dengan uang tunai, lalu petugas KPL akan mentransfer dana sejumlah uang yang diserahkan petani ke rekening kartu tani milik petani bersangkutan.

Petugas bisa melakukannya dengan cepat karena KPL juga merupakan Agen BRI Link. Selanjutnya kartu tani bisa digunakan dengan cara digesek di mesin electronic data capture (EDC).

Advertisement

“Tahun ini seluruh kartu tani sudah bisa digunakan. Yang sebelumnya diblokir, sekarang blokirnya sudah dibuka. Hingga sekarang semua lancar. Memang ada sedikit kendala, seperti di Ngadirojo. Sinyalnya agak susah, kadang ada kadang tidak ada. Jadi, bisa memproses saat ada sinyal,” kata Safuan.

Data yang diperoleh Solopos.com, porsi alokasi pupuk tahun ini berbeda dengan 2017. Alokasi pupuk organik 2018 meningkat cukup signifikan, yakni 12.900 ton. Tahun lalu alokasi pupuk organik 7.500 ton. Pada sisi lain alokasi urea dikurangi, tahun lalu tercatat 30.000 ton dan tahun ini turun menjadi 29.000 ton.

Sementara itu, Kasi Lahan dan Irigasi Bidang Sarana Prasarana DPP Wonogiri, Suroto, mengatakan Bupati terus menggenjot sektor pertanian dengan beberapa langkah, seperti meningkatkan pengadaan alsintan untuk menekan biaya produksi dan mempercepat proses tanam.

Advertisement

Distribusi pupuk juga menjadi fokus. Selain itu direalisasikan pembangunan jaringan irigasi dan embung. Integrasi program-program itu diharapkan bisa mendukung tambah tanam supaya produksi padi meningkat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif