Jogja
Kamis, 22 Maret 2018 - 21:00 WIB

Bantul sebagai Daerah Ekonomi Kreatif Dibahas dalam Seminar

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kegiatan seminar Creative Economy Showcase di Gazebo Kampung Batik Giriloyo, Imogiri, Bantul, Kamis (22/03/2018). (Desi Suryanto /JIBI/Harian Jogja)

Bantul gelar seminar nasional bertajuk Bantul Economy Creative Showcase, Be Creative or Else.

Harianjogja.com, BANTUL–Seminar nasional bertajuk Bantul Economy Creative Showcase, Be Creative or Else digelar di Kampung Batik Giriloyo, Wukirsari pada Kamis (22/3/2018). Kegiatan yang merupakan kerja sama dnegan Surat Kabar Harian Jogja ini diikuti oleh puluhan pelaku industri wisata, kreatif, dan kriya.

Advertisement

Pemkab Bantul melaksanakan acara dengan tema Inovasi Ekonomi Kreatif Melalui Desa Wisata dan Industri Kriya Kabupaten Bantul. Kepala Diskominfo Bantul Nugroho Eko Setianto, mengatakan acara ini dilaksanakan untuk menyebarkan fakta bahwa Bantul merupakan satu dari 15 kabupaten kreatif di Indonesia berdasarkan penilaian Badan ekonomi Kreatif (Bekraf). “Kami ingin sampaikan ke masyarakat bahwa Bantul punya potensi dalam bidang industri kreatif,” katanya kepada Harianjogja.com di sela-sela acara. Keunggulannya antara lain terkait kriya, seni pertunjukkan, dan fashion show.

Pihaknya sengaja banyak mengundang pelaku wisata dan kreatif dari luar Bantul sebagai ajang promosi lebih luas lagi. Langkah berikutnya, diharapkan industri kreatif yang sudah ada bisa semakin mengembangkan diri khususnya dalam hal promosi dan publikasi produk yang dimiliki. Pasalnya, bidang tersebut memiliki potensi ekonomi yang sangat besar untuk dikembangkan.

Seminar yang digelar di ruang terbuka ini mendatangkan sejumlah narasumber antara lain Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perinduatrian Bantul Sulistiyo, Andar Titi Lestari selaku Unit Manager Komunikasi CSR Marketing Region 4, Kirno Tirto Digdoyo selaku Tenaga Ahli Deputi 3 Bekraf serta Ni Putu Ayu sebagai Program Development Merchant Kedaikika.co.id.

Advertisement

Dalam paparannya, Sulistiyo menyampaikan jika Bantul diakui sebagai kabupaten mandiri kreatif pada 2017 lalu. Hal ini menunjukkan adanya pengakuan jika Bantul memiliki inovasi dan daya saing di industri kreatif. Hal ini selaras dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang tahun lalu mencapai 4,9%. “Paling banyak didukung sektor industri,” katanya.

Sedangkan untuk ekspor pada 2016 lalu tercatat mencapai nilai US$ 70 juta. Dari nilai itu, 60% merupakan ekspor hasil industri kreatif. Dengan potensi ini, ia mengatakan memang sudah seharusnya pelaku industri berkreasi mengeluarkan ide baru bukan hanya bentuk namun juga bahan baku dan prosesnya.

Sedangkan Kirno menguaraikan jika pihaknya selama dua tahun mendatang fokus pada pengembangan SDM yang terlibat dalam industri kreatif ini untuk mencapai hasil maksimal dalam jangka panjang. Ada sejumlah paket pembiayaan yang bisa dimanfaatkan dengan nominal hingga Rp2 miliar. “Jika memenuhi syarat dan sesuai kebutuhan pasti diberikan,” ujarnya di hadapan peserta. Apalagi Bantul sebagai daerah dengan sejumlah objek wisata bisa menjadi sarana pengembangan industri kreatifnya untuk dijadikan oleh-oleh.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif