News
Kamis, 22 Maret 2018 - 15:55 WIB

Akan Dizonasi, Guru Jangan Terlena

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru (JIBI/Solopos/Dok)

Sistem zonasi guru juga harus dikaji secara saksama

Harianjogja.com, JOGJA-Wakil Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DIY Prof. Buchory menilai rencana pemberlakuan zonasi guru cukup positif karena akan semakin memaksimalkan potensi dan peran guru. Namun, para guru juga harus didorong untuk semakin meningkatkan kemampuan dan kualitasnya.

Advertisement

Sebab, menurut dia, bisa saja para guru dapat terlena dengan semakin adanya kemudahan yang didapatkan. “Guru harus konsentrasi penuh untuk memajukan daerah dan putra-putri di sekitarnya,” kata pria yang juga merupakan Guru Besar di Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) ini, Rabu (21/3/2018).

Dia mengatakan, sistem zonasi guru juga harus dikaji secara saksama. Musababnya, tidak semua daerah memiliki guru yang cukup sehingga kemungkinan masih ada daerah yang membutuhkan guru dari daerah lain. Pemerintah harus terlebih dahulu memetakan daerah-daerah yang dapat menerapkan zonasi dan daerah mana yang masih memerlukan guru dari daerah lain.

Baca juga : Guru Akan Dizonasi untuk Pemerataan Kualitas Sekolah

Advertisement

“Harus dilihat dulu apakah wilayah tinggal teman-teman guru ini merata atau tidak. Jika di satu daerah jumlah gurunya tidak mencukupi, tetap terbuka peluang untuk mengambil guru dari daerah lain,” kata dia.

Harianjogja.com pernah menurunkan laporan tentang ketimpangan guru di DIY pada akhir November 2017 lalu. Tak sedikit guru yang kelebihan beban karena persebaran tenaga pendidik tidak merata. Beberapa kabupaten juga butuh lebih banyak pengajar.

Rasio guru dan siswa di wilayah DIY sudah tergolong baik. Namun perbandingan itu tak sepenuhnya ideal untuk mendukung kualitas pembelajaran. Kekurangan guru pada mata pelajaran tertentu masih saja terjadi, bahkan ada guru yang harus mengajar sampai 42 jam pelajaran dalam sepekan.

Advertisement

Kala itu, Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan idealnya satu kelas berjumlah 32 sampai 36 murid untuk jenjang SD sehingga rasionya sekitar 1:30 atau satu guru mengajar 30 murid.

Adapun untuk SMP dan SMA, rasio guru tergantung pada jumlah mata pelajaran. Setiap guru berkewajiban mengajar selama 24 jam sampai 40 jam dalam sepekan. Di DIY, secara khusus rata-rata satu guru mengajar 30 jam dalam sepekan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif