Jateng
Rabu, 21 Maret 2018 - 11:50 WIB

PILKADA 2018 : Ganjar Klaim Sukses Turunkan Kematian Ibu dan Bayi

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo. (Instagram-@ganjar_pranowo)

Pilkada atau Pilgub Jateng 2018 diwarnai adu program dari pasangan calon (paslon).

Semarangpos.com, SEMARANG – Calon gubernur petahana Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengklaim telah berhasil menurunkan angka kematian ibu dan balita di Jateng selama masa kepemimpinannya pada 2013-2018.

Advertisement

Kini saat kembali mencalonkan diri pada pilkada atau Pilgub Jateng, berpasangan dengan Taj Yasin, Ganjar pun menyatakan sejumlah program kesehatan telah disiapkan seandainya kembali dipercaya memimpin Jateng.

Pihaknya bahkan telah menyiapkan program kesehatan yang merujuk data indeks kesehatan 2013-2018. Sejumlah program kesehatan periode pertama akan ditingkatkan, di antaranya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Advertisement

Pihaknya bahkan telah menyiapkan program kesehatan yang merujuk data indeks kesehatan 2013-2018. Sejumlah program kesehatan periode pertama akan ditingkatkan, di antaranya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

“Pada awal saya menjabat 2013, angka kematian ibu dan bayi tinggi sekali. Ituah mengapa saya membuat program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng,” kata Ganjar dalam siaran pers tim media Ganjar Pranowo, Selasa (20/3/2018).

Program tersebut diklaim berhasil dengan berbagai indikator, seperti mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi mencapai 14% per tahun.

Advertisement

Penurunan AKI di Jawa Tengah yang menyentuh angka 88,58 per 100 ribu kelahiran hidup itu bahkan melampaui target SDG’s yang menetapkan pada angka 90 per 100 ribu kelahiran hidup.

“Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang diluncurkan 2016 lalu adalah semangat kejuangan. Greget yang dimulai dari hulu sampai hilir, lintas sektoral, lintas program, mulai dari primer sampai tersier,” ungkapnya.

Selain capaian penurunan AKI yang menggembirakan, AKB mengalami hal yang sama. Lima tahun yang lalu, AKB Jawa Tengah tercatat 10,41 per 1.000 kelahiran hidup. Pada 2017 sudah turun menjadi 8,93 per 1.000 kelahiran hidup.

Advertisement

“Begitu juga AKB turun cukup signifikan dari sebelumnya 11,8 jadi 10,47 per 1.000 kelahiran hidup, ” kata politikus PDI Perjuangan itu.

Untuk indikator pembangunan kesehatan yang lain, sambungnya, juga menunjukkan hasil yang baik. Tidak ada lagi raport merah seperti tahun lalu. Seperti umur harapan hidup yang meningkat, dari 72,6 tahun pada 2013 menjadi 74,2 tahun pada 2017, dan penurunan perilaku buang air besar sembarangan di mana pada 2013 masih 45,8% dan 2017menjadi 14,7%.

Keberhasilan tersebut, lanjut Ganjar, berkat gotong royong banyak pihak. Antara lain Dinas Kesehatan, kader kesehatan, mitra kesehatan, masyarakat kesehatan, dan LSM. Namun, dia mengingatkan, tetap masih ada indikator yang harus dikejar seperti, HIV/AIDS, TBC, dan kusta.

Advertisement

“Itu tidak cukup. Maka beberapa yang masih kita harus cari, harus kita kejar lagi, seperti stunting. Kemudian ODF kita kejar. Ya buang air di jambanlah. Masak zaman gini buang air di kali. Kemudian kita masih kejar yang berpenyakit HIV/AIDs, TBC, kusta, ini yang kita kejar,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif