Soloraya
Rabu, 21 Maret 2018 - 01:35 WIB

Kasus Pencurian dengan Racun Jadi Warning bagi Konsumen Daging Anjing Boyolali

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kedai rica-rica guk-guk (anjing) di Warung Poniyem Desa Dibal, Ngemplak, Boyolali, Selasa (20/3/2018). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Penggemar makanan olahan daging anjing diminta waspada menyusul terungkapnya pencurian dengan modus meracuni anjing.

Solopos.com, BOYOLALI — Para penggemar makanan olahan daging anjing di Boyolali diminta hati-hati menyusul terungkapnya pencurian anjing dengan modus diracuni belum lama ini. Kasus itu menimbulkan kekhawatiran daging anjing curian yang diracuni itu dijual ke pedagang.

Advertisement

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Boyolali, Sherly Jeanne Kilapong, menjelaskan anjing-anjing yang diolah jadi rica-rica harus diketahui bahan mentahnya. Jika anjing yang diolah tak diketahui asal muasalnya, warga penikmat rica-rica anjing harus hati-hati.

“Kalau matinya karena diracun, ini yang berbahaya. Racun dalam tubuh tak bisa netral hanya dalam hiitungan hari,” jelasnya kepada Solopos.com, Selasa (20/3/2018). (Baca: Curi Anjing Pakai Racun, 2  Pencuri Dikeroyok Massa)

Advertisement

“Kalau matinya karena diracun, ini yang berbahaya. Racun dalam tubuh tak bisa netral hanya dalam hiitungan hari,” jelasnya kepada Solopos.com, Selasa (20/3/2018). (Baca: Curi Anjing Pakai Racun, 2  Pencuri Dikeroyok Massa)

Sherly mencontohkan daging sapi yang disuntik bius atau obat-obat tertentu untuk kesehatan saja tak bisa disembelih untuk konsumsi dalam waktu dekat. Sapi tersebut harus dibiarkan atau dinetralkan sekian hari sampai kandungan obat dalam tubuhnya netral.

“Nah, kalau anjing diketahui sudah mati lebih dahulu karena diracun, ya ini sangat berbahaya meski telah diolah menjadi rica-rica. Efeknya jangka panjang,” jelasnya.

Advertisement

“Cek dulu kebersihan rumah makan itu, cari tahu dari mana anjiing-anjing itu didapatkan, dan sejauh mana pengolahnya bisa dipercaya,” terangnya.

Salah satu pedagang satai rica-rica anjing asal Dibal, Ngemplak, Poniyem, 45, mengaku selama ini mendapatkan daging anjing dari pengepul di Desa Bolon, Colomadu, Karanganyar. Daging anjing tersebut dipasok dari Jawa Barat.

“Saya beli ketika anjing masih hidup kok. Satu anjing dihargai per kilo Rp45.000,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com di kedainya.

Advertisement

Pedagang yang berjualan sejak 18 tahun silam ini menegaskan setiap harinya mampu menjual tak kurang 8 kg daging anjing. Para pembelinya adalah para penggemar rica-rica anjing dari berbagai daerah di Soloraya. “Yang paling laris adalah rica-rica,” terangnya.

Poniyem menjelaskan pada waktu-waktu tertentu pasokan daging anjing mengalami kelangkaan. Namun, ia tak tahu apa penyebab kelangkaan daging anjing itu. “Kalau daging anjing mengalami kelangkaan, saya ya enggak jualan,” akunya.

Ditanya apakah dirinya pernah mendapat bimbingan dari Dinas Kesehatan ihwal pengolahan daging anjing, Poniyem mengaku belum pernah.

Advertisement

Sebagaimana diinformasi, dua pencuri tertangkap dan jadi bulan-bulan massa karena ketahuan hendak mencuri anjing di Boyolali. Modus pencuri itu adalah dengan meletakkan makanan yang telah diberi racun untuk memancing anjing mendekat. Setelah anjing memakan makanan yang sudah diracun dan mati, anjing itu dibawa lari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif