News
Jumat, 16 Maret 2018 - 17:20 WIB

Kurikulum Pengajaran Makroekonomi Islam Perlu Distandardisasi

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dr Ayief Fathurrahman (paling kiri), Dr Roikhan (dua kiri), dan Adiwarman Karim (tiga kiri) dalam Workshop Nasional Standardisasi Kurikulum Makroekonomi Islam 2018. (IST/Dok IPIEF)

Di Indonesia saat ini sudah tersebar sekitar 200 perguruan tinggi yang membuka program ekonomi Islam

Harianjogja.com, BANTUL-Banyaknya kampus, baik negeri maupun swasta, yang menawarkan program ekonomi Islam di Indonesia mendorong perlunya standarisasi kurikulum sebagai bagian penting dari aspek pengajaran.

Advertisement

Hal ini menjadi alasan diselenggarakannya Workshop Nasional Standarisasi Kurikulum Makroekonomi Islam 2018 oleh International Program for Islamic Economics and Finance (IPIEF), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Selasa (13/3/2018) di Gedung Pascasarjana UMY. Salah satu pakar ekonomi syariah Indonesia Adiwarman Azwar Karim menyampaikan perlunya standardisasi pengajaran Ekonomi Islam, terutama yang berhubungan dengan makroekonomi Islam.

“Sudah seharusnya dosen di program studi ekonomi Islam mampu menguasai teori-teori ekonomi dengan baik, sehingga mampu memahamkan ekonomi Islam kepada mahasiswa secara rasional,” ujar dia dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Jumat (16/3/2018).

Selain itu, ia menambahkan, perlunya penguasaan terhadap konsep kunci ekonomi syariah yang termaktub di dalam Alquran. Di satu sisi memang penguasaan teori ekonomi sangat penting tetapi hal itu juga harus dibarengi dengan pemahaman mendalam tentang landasan normatif dalam Alquran. Alhasil terminologi kunci ekonomi Islam bisa dijabarkan secara komprehensif.

Advertisement

“Standardisasi kurikulum dalam posisi ini menjadi amat penting agar semua materi bisa disampaikan secara menyeluruh dan terprinci yang memungkinkan mahasiswanya untuk menguasai ekonomi Islam dengan baik,” ujar dia.

Roikhan Mochamad Aziz, Sekretaris Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Pusat menekankan di Indonesia saat ini sudah tersebar sekitar 200 perguruan tinggi yang membuka program ekonomi Islam. Hal itu ditandai dengan adanya komisariat IAEI yang kurang lebih mencapai 200 komisariat.

Dengan melihat data tersebut, standardisasi kurikulum memang menjadi hal yang penting untuk dilakukan tidak hanya makroekonomi Islam, tetapi juga bisa lebih luas seperti sertifikasi perbankan syariah. Untuk melakukan islamisasi pengetahuan dalam hal ini ekonomi Islam, beberapa teori bisa diadopsi.

Advertisement

“Teori itu misalnya pemikiran Porf. Ismail Raji Al-Faruqi, Prof. SMN Al-Attas, atau dengan teori jaring laba-laba. Kesemua teori tersebut bisa diimplementasikan dalam usaha islamisasi makroekonomi Islam,” papar Roikhan.

Sementara, dosen di IPIEF Ayief Fathurrahman fokus pada kajian historis dan normatif. Ia memaparkan konsep fundamental ekonomi Islam, yaitu mashlahah, sebagaimana dipraktikkan Rasulullah SAW perlu menjadi landasan berpijak makroekonomi Islam.

“Secara konsep dan teori, makroekonomi Islam layaknya ekosistem tersusun secara sistematis dan sangat rapi. Antara konsep dan teori dengan permasalahannya saling bertautan dan bertalian. Dan tetap di dalam bingkai grand theory berupa teori maslahah [maqasid syariah],” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif