Soloraya
Jumat, 16 Maret 2018 - 22:35 WIB

KORUPSI SOLO : Eks Teller BRI Tilap Bantuan Siswa Miskin demi Gaya Hidup Mewah

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kasus korupsi (JIBI/Dok)

Mantan teller Bank BRI Solo menilap uang bantuan siswa miskin untuk membeli barang-barang mewah.

Solopos.com, SOLO — Mantan teller Bank BRI Cabang Slamet Riyadi Solo, NH, 45, diduga nekat menilap uang bantuan siswa miskin lewat Program Indonesia Pintar (PIP) dari Kementerian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2016 senilai Rp725,5 juta untuk memenuhi gaya hidupnya yang mewah.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com, NH yang bernama lengkap Novita Herawati, 45, tinggal di Perum Pondok Indah No. 12 RT 001/RW 015, Desa Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar. Dia diduga menggunakan uang hasil korupsinya untuk membeli barang-barang mewah.

Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Solo, Suyanto, mewakili Kajari Solo Teguh Subroto, mengungkapkan sesuai hasil penyidikan sejauh ini, Novita melakukan aksinya sendirian tanpa bantuan orang lain. Uang hasil korupsi juga dia gunakan sendiri.

“Kami sejauh ini belum menemukan adanya keterlibatan pelaku lain dalam kasus korupsi dana bantuan PIP 2016,” ujar Suyanto kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (15/3/2018).

Advertisement

Suyanto menjelaskan Novita mencairkan dana secara bertahap mulai dari Rp2 juta sampai Rp5 juta. Setiap uang yang dicairkan langsung dikantongi sendiri kemudian dibelanjakan barang-barang mewah dan membeli barang keperluan pribadi.

“Kami menilai apa yang dilakukan NH lebih cenderung untuk memenuhi gaya hidup,” kata dia.

Suyanto menjelaskan Novita tidak didampingi kuasa hukum dalam kasus ini. Kejari akhirmya menunjuk pengacara negara untuk mendampinginya selama proses penyidikan.

Advertisement

“Penahanan NH tahap I akan habis pada 19 Maret. Kami langsung mengajukan perpanjangan penahanan NH tahap II menjadi 60 hari.”

 

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Soleh Amini Yahman, mengungkapkan Novita Herawati adalah korban budaya atau gaya hidup hedonistik yang sudah menjalar di kalangan kelas menengah ke bawah. Gaya hidup hedonis ini telah mematikan pijaran hati nurani sehingga mematikan mata hati kemanusiaannya.

“NH sangat tega menilap uang hak kaum fakir miskin. Saya menilai tindakan ini tidak bisa dimaafkan. Kasus ini telah menggerus kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank BRI yang notebene selama ini sebagai bank dekat dengan rakyat kecil,” kata Soleh kepada Solopos.com, Kamis.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif