News
Kamis, 15 Maret 2018 - 19:00 WIB

Mahfud MD Tak Menolak Jadi Cawapres Jokowi, Gerindra Bandingkan dengan Anies

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahfud MD (Twitter @mohmahfudmd)

Mahfud MD tak menolak seandainya menjadi cawapres untuk Jokowi. Gerindra mempersilakannya karena menilainya sebagai hal biasa.

Solopos.com, JAKARTA — Pakar hukum tata negara yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, sudah secara lugas menyatakan dirinya tidak menolak menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Joko Widodo (Jokowi). Sikap ini menarik perhatian mengingat Mahfud sebelumnya juga pernah memimpin tim pemenangan Prabowo Subianto-Harta Radjasa di Pilpres 2014.

Advertisement

“Pagi ini terasa segar mendengar kicau burung di rumah Yogya. Di medsos ramai cuat-cuit ttg kesediaan sy menjadi cawapres spt bnyk diberitakan kemarin sore. Sebenarnya jawaban sy ttg pencawapresan sama dgn jawaban2 sebelumnya tp entah mengapa yg skrng jadi viral,” ungkap Mahfud di akun Twitter, Kamis (15/3/2018).

Dia menegaskan sikap itu dengan menceritakan jawabannya terhadpa pertanyaan para wartawan di Gedung MPR. “Jwban sy konsisten yakni ‘Sy tidak ingin tetapi bukan tidak bersedia jd cawapres’,” kicaunya.

Advertisement

Dia menegaskan sikap itu dengan menceritakan jawabannya terhadpa pertanyaan para wartawan di Gedung MPR. “Jwban sy konsisten yakni ‘Sy tidak ingin tetapi bukan tidak bersedia jd cawapres’,” kicaunya.

Namun, dia mengaku tidak pernah menawarkan dirinya sebagai cawapres untuk calon manapun, baik kepada parpol, lembaga survei, atau mempublikasikan diri di baliho. Artinya, kata Mahfud, dia tidak ingin menjadi cawapres namun bukan berarti tidak mau.

“Ketika ditanya pers, apa sdh ada komunikasi dgn parpol2 maka sy jawab, ya, sdh ada komunikasi informal. Istilahnya saling bergurau melempar bola politik utk coba2. Komunikasi formal tdk ada. Apa sy bersedia jd cawapres?. Jwbn sy tetap, ‘sy tdk ingin tp bkn tdk mau’.”

Advertisement

Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan pihaknya sangat menghargai keputusan politik yang diambil Mahfud. “Setiap orang, pribadi orang, bahkan partai politik punya kebebasan untuk berpikir dan mengambil keputusan politik masing-masing,” kata Muzani di DPR, Jakarta, Kamis.

Menurut Muzani, Mahfud tidak sama dengan politisi pada umumnya. Dia adalah seorang intelektual yang sangat menjaga integritas dan idelismenya. Sebab itu, pilihan-pilihan politik yang diambilnya, tentu berdasarkan suara hati. Keputusan itu mesti dihargai.

Meski demikian, hubungan Gerindra dengan Mahfud tak pernah putus. Bahkan, Gerindra pernah meminta Mahfud untuk maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur. “Terakhir berhubungan dengan beliau di kantornya. Ketika kami diminta Pak Prabowo, diutus meminta beliau untuk menjadi calon gubernur Jawa Timur. Beliau terakhir sudah menjadi badan apa di Istana. Pokoknya gengnya bu Megawati yang Pancasila itu,” tutur Muzani.

Advertisement

Hubungan Mahfud dengan Prabowo, kata Muzani, juga sangat bagus. Tapi bukan berarti hubungan tersebut lantas akan membatasi pilihan Mahfud sendiri.

“Hubungan Pak Mahfud dengan Prabowo juga baik. Kalau kemudian karena sesuatu, Pak Mahfud [cawapres] saya kira wajar saja,” ujar Muzani.

Perihal status Mahfud pernah jadi ketua tim sukses Prabowo dan kini bersedia menjadi Cawapres Jokowi, hal itu dinilai biasa saja. Bahkan, Gerindra juga melakukan hal yang sama saat meminta Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Advertisement

Anies merupakan mantan Ketua Tim Sukses Jokowi-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 lalu. Namun tahun lalu Gerindra mengusung Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Advertisement
Kata Kunci : Mahfud MD Pilpres 2019
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif