SOLOPOS.COM - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskanda (dua dari kiri) bersama Marwan Jafar (tiga dari kiri) saat akan melantik pengurus Korcab PMII Jateng periode 2017-2021 di Gedung Gradhika Bhakti Praja di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/5/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)
Cak Imin mengajukan proposal untuk menjadi cawapres untuk Jokowi di Pilpres 2019.
Solopos.com, JAKARTA — Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengungkapkan dirinya mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden untuk Joko Widodo (Jokowi).
“Proposal politik yang saya ajukan adalah sebagai cawapres Jokowi, yang sampai saat ini menjadi satu-satunya capres yang sudah muncul,” ujar Muhaimin Iskandar yang biasa disapa Cak Imin saat pertemuan dan ngopi santai dengan pimpinan media, di Jakarta Rabu (14/3/2018).
Dalam pertemuan itu dia didampingi sejumlah petinggi PKB. Cak Imin mengawali pembicaraan dengan mengaku secara resmi mencalonkan diri sebagai cawapres.
Dalam pertemuan itu dia didampingi sejumlah petinggi PKB. Cak Imin mengawali pembicaraan dengan mengaku secara resmi mencalonkan diri sebagai cawapres.
“Hari ini untuk pertama kalinya saya secara resmi ngaku sebagai cawapres. Selama ini saya belum pernah ngaku meskipun iklan bilboard saya sebagai cawapres ada di mana-mana,” katanya.
Ditanya mengapa lebih memilih menjadi cawapres untuk Jokowi pada Pilpres 2019, Cak Imin dengan santai menjawab. “Selama ini saya sudah menjadi bagian dari Pak Jokowi, sebagai partai koalisi pemerintah.”
Cak Imin berpendapat, untuk memenangkan Pilpres 2019, Jokowi hanya punya dua pilihan. Pertama, mengambil suara dari kalangan Islam atau, kedua, dengan nekat sekalian mengambil cawapres dari kalangan ekonom murni yang berarti mengandalkan elektabilitas Jokowi saja.
“Tetapi saya kira opsi kedua tersebut sangat rawan. Jadi pilihan paling rasional adalah memilih saya sebagai cawapres,” kata Cak Imin sambil tertawa.
Dia menilai gairah dan ekspresi keislaman sangat kuat pada Pilpres 2019 yang harus diperhitungkan Jokowi. Gairah keislaman tersebut, kata dia, semakin menguat sejak aksi 212 di Jakarta dan semakin luas ke daerah. Selain itu, di tengah masyarakat simbol-simbol keislaman juga semakin membutuhkan perhatian.
“Dalam konteks ini PKB mampu menjembatani antara gairah politik dan ekspresi keislaman,” jelasnya.
Muhaimin menegaskan jika Jokowi salah memilih cawapres, maka sulit memenangkan Pilpres. “Bagi saya Jokowi harus menang di Pilpres. Oleh sebab itu, cawapres yang dipilih harus benar-benar tepat,” ujarnya.
“Saya nanti akan meluncurkan konsep Soedurisme yakni penggabungan antara Soekarnoisme dan Gusdurisme. Ini adalah konsep nasionalisme dan keislaman,” kata Muhaimin.