Soloraya
Selasa, 13 Maret 2018 - 14:18 WIB

KEBAKARAN SRAGEN : Cucu Ungkap Firasat Terakhir Sebelum Pasutri Meninggal Terpanggang

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah Sinto dan Waginem di Dukuh Gonggang RT 007/RW 004, Desa Karangudi, Ngrampal, Sragen, tinggal puing-puing lantaran ludes dilalap api, Selasa (13/3/2018). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kebakaran Sragen, pasutri asal Ngrampal meninggal terpanggang.

Solopos.com, SRAGEN — Kebakaran yang meludeskan sebuah rumah di Dukuh Gonggang RT 007/RW 004, Desa Karangudi, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Senin (12/3/2018) pukul 23.30 WIB, menelan dua korban jiwa. Pasangan suami istri (istri) pemilik rumah itu, Sinto Wiyono Sariyo, 90, dan Waginem, 90, ditemukan meninggal dunia dengan kondisi tubuh terpanggang.

Advertisement

Tetangga yang kali pertama mengetahui kebakaran di rumah korban, Paidi, 55, menyampaikan Mbah Sinto maupun Mbah Waginem pada Senin siang masih terlihat sehat-sehat saja.

Dia mengatakan anak Mbah Sinto dan Mbah Waginem yang tinggal di Semarang juga datang menjenguk dan baru pulang pada pukul 15.00 WIB. Sinto dan Waginem memiliki empat anak. Salah satu anak mereka, kata Paidi, ada yang menggelar hajatan mantu beberapa hari lalu.

“Saya tidak menyangka Mbah Sinto dan Mbah Waginem meninggal seperti itu. Saya tidak menengar teriakan mereka bila meminta tolong saat terbakar,” ujar  Paidi saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Selasa (13/3/2018). (baca: Rumah Terbakar Tengah Malam, Pasutri Meninggal Terpanggang)

Advertisement

Salah satu cucu Sinto-Waginem, Kriyanto, 41, mengaku tidak ada pesan khusus dari simbahnya sehari sebelum meninggal. Dia ingat bila dua pekan sebelumnya gelas yang seumur-umur digunakan Sinto untuk minum tiba-tiba pecah menjadi dua. Dia menduga pecahnya gelas itu juga menjadi firasat akan datangnya musibah itu.

Paman Kriyanto atau anak nomor empat Mbah Sinto-Mbah Waginem, Suwarno, sempat datang menjenguk pada Senin siang. “Saat Paklik pulang itu, tak biasanya Mbak Waginem itu menangis. Paklik juga seperti berat meninggalkan Simbah. Itu seperti menjadi firasat juga,” tambah Kriyanto.

Diberitakan, Sinto dan Waginemditemukan dalam kondisi tak bernyawa lantaran terpanggang api saat rumah mereka ludes terbakar. Peristiwa kebakaran itu diketahui kali pertama oleh Paidi yang tinggal bersebelahan dengan rumah Sinto. Paidi mendengar suara ledakan kayu. Begitu keluar rumah, Paidi melihat api berkorbar membakar rumah Sinto.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif