News
Selasa, 13 Maret 2018 - 05:30 WIB

Hancurkan Rumah & Masjid Rohingya, Myanmar Bangun Pangkalan Militer

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengungsi Rohingya di Balukhali Camp, Cox's Bazar, Bangladesh. (Tyrone Siu/JIBI/Reuters)

Myanmar membangun pangkalan militer di atas lahan bekas rumah dan masjid milik warga Rohingya.

Solopos.com, SOLO — Militer Myanmar dan kelompok garis keras negara itu tak hanya mengusir warga Rohingya dari Rakhine. Laporan Amnesty Internasional menunjukkan aksi itu berlanjut dengan penghancuran rumah dan masjid-masjid untuk dijadikan pangkalan militer.

Advertisement

Dilansir Theguardian.com, Senin (12/3/2018), Amnesty International menyebutkan ada bukti citra satelit yang menunjukkan penghancuran itu. Hampir 700.000 warga muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh pada 2017 setelah Myanmar melakukan serangan brutal terhadap kelompok yang mereka tuduh sebagai pemberontak. Operasi militer yang disebut dunia internasional sebagai pembersihan etnis itu diwarnai pengusiran ratusan ribu orang.

Selama serbuan berlangsung, lebih dari 350 desa Rohingya di Rakhine dibakar. Sebagian bangunan yang tidak hancur saat penyerbuan itu kemudian dihancurkan dengan buldozer setelah ditinggalkan warga Rohingya. Baca juga: Aung San Suu Kyi Berpotensi Diadili Sebagai Pelaku Genosida.

Setelah daerah itu kosong, militer Myanmar membangun permukiman baru dan jalan, serta sedikitnya tiga pangkalan militer. Warga Rohingya yang masih bertahan kemudian diusir dan bangunan milik mereka dihancurkan untuk jalan menuju pangkalan itu.

Advertisement

Laporan itu juga menyebutkan adanya perampasan tanah oleh militer dalam jumlah besar. “Apa yang kita lihat di Rakhine adalah perampasan tanah oleh militer dalam skala besar,” kata Crisis Response Director Amnesty International, Tirana Hassan.

Sedikitnya ada empat masjid yang masih tersisa setelah aksi pembakaran dan penyerbuan ratusan desa itu. Namun sejak Desember 2017, semuanya sudah dihancurkan atau diambil materialnya. Bahkan di sebuah desa, citra satelit menunjukkan pos-pos polisi baru perbatasan yang berdiri di samping bekas masjid yang dihancurkan.

Sementara itu, pemerintah Myanmar pimpinan Aung San Suu Kyi maupun militer negara itu masih bungkam melihat temuan ini. Para pejabat Myanmar sebelumnya beralasan bahwa penghancuran desa-desa itu dengan buldozer dilakukan untuk membangun rumah baru bagi etnis Rohingya yang kembali ke Rakhine.

Advertisement

November lalu, Myanmar dan Bangladesh sepakat mengembalikan pengungsi Rohingya ke Rakhine. Myanmar saat itu mengklaim kamp-kamp sementara sudah siap menampung pengungsi, namun kenyataannya pembangunannya belum dimulai.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif