Soloraya
Senin, 12 Maret 2018 - 11:15 WIB

TOL SOLO-KERTOSONO: Masih 417 Bidang Lahan yang Belum Dibebaskan, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja beraktivitas di lokasi proyek jalan tol ruas Kertosono-Ngawi gerbang tol Madiun, Jawa Timur, Sabtu (13/1/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Siswosidodo)

Ada 417 bidang lahan yang belum dibebaskan untuk proyek tol Solo-Kertosono.

Solopos.com, SRAGEN—Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten Sragen berusaha keras mengejar target pembebasan lahan tambahan proyek jalan tol Solo-Kertosono.  Dari 834 bidang tanah yang harus dibebaskan sampai saat ini baru 417 bidang berhasil dibebaskan.

Advertisement

Nilai anggaran yang sudah digunakan untuk pembayaran 417 bidang lahan tersebut sekitar Rp170 miliar. Demikian penjelasan Sekretaris P2T Sragen, Wahyu Dwi Hari Prasetyo, saat dihubungi Solopos.com melalui telepon seluler, Selasa (6/3/2018).

“Dari sekian luas lahan tambahan yang harus dibebaskan, kami sudah menyelesaikan pembayaran untuk 51,58%  atau 417 bidang lahan. Nilainya sekitar Rp170 miliar. Pembebasan lahan sisanya kami kebut,” ujar dia.

Advertisement

“Dari sekian luas lahan tambahan yang harus dibebaskan, kami sudah menyelesaikan pembayaran untuk 51,58%  atau 417 bidang lahan. Nilainya sekitar Rp170 miliar. Pembebasan lahan sisanya kami kebut,” ujar dia.

Lahan-lahan yang belum dibayar sebagian telah melalui proses musyawarah. Pemilik lahan menerima nilai ganti rugi yang ditawarkan berdasarkan hasil taksiran tim appraisal independen. Tinggal proses pembayaran. (baca juga: TOL SOLO-KERTOSONO : Awas, Ada Penyempitan Jalan Solo-Boyolali dekat Pintu Tol Ngasem)

Menurut Wahyu, ada beberapa bidang tanah di Sragen yang belum dimusyawarahkan dengan pemilik lahan, yaitu 102 bidang di Kebonromo, sembilan bidang di Bumiaji, dan dua bidang di Toyogo.

Advertisement

Wahyu berharap tak ada penolakan dari para pemilik lahan di tiga desa yang lahannya belum dimusyawarahkan itu. Musyawarah di tiga desa itu ditargetkan berlangsung pertengahan bulan ini dan pembayaran dilakukan pada akhir bulan.

“Sebenarnya hampir tidak ada kendala. Persoalan teknis relatif bisa kami atasi. Di Kebonromo itu banyak pemilik lahan yang tak berdomisili di desa itu sehinga butuh waktu untuk mencari pemilik lahan,” tutur dia.

Sembilan bidang lahan di Bumiaji milik PT DMST ternyata diagunkan di bank oleh perusahaan itu. Ihwal lahan tambahan proyek pintu tol tambahan di Sambungmacan, Wahyu mengaku belum punya datanya.

Advertisement

Pembuatan pintu tol di Sambungmacan menjadi tanggung jawab PT Jasamarga Solo-Ngawi (JSN). Dia memprediksi lahan tambahan yang harus dibebaskan untuk proyek pintu tol itu mencapai sembilan hektare.

“Pembuatan pintu tol di Sambungmacan sudah pasti, tapi kami belum dapat datanya. Desain pintu tol itu yang membuat PT JSN. Nanti bila sudah ada penetapan lokasi, kami yang bertugas membebaskan lahannya,” kata dia.

Ihwal jumlah overpass, jembatan penyeberangan orang (JPO), dan underpass di wilayah Sragen, Wahyu mengaku tak tahu persis,  jumlahnya sekitar 32 lokasi.

Advertisement

“Dulu seingat saya pernah dihitung, tapi saya lupa jumlah persisnya. Kalau tidak salah 32 lokasi. Kayaknya JPO, overpass, dan underpass di Sragen terbanyak se-Indonesia. Tiap 500 meter hingga satu kilometer ada,” jelasnya.

Advertisement
Kata Kunci : Tol Solo-Kertosono
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif