SOLOPOS.COM - Para pengguna jalan di Jl Dr Moewardi, Manahan, Solo, diarahkan melalui Jl Hasanudin seiring ditutupnya perlintasan sebidang proyek flyover Manahan, Senin (12/3/2018). (Syifaul Arifin/JIBI/SOLOPOS)
Pengguna jalan bingung mencari jalur alternatif.
Solopos.com, SOLO—Simulasi manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam proyek flyover Manahan Solo dimulai Senin (13/3/2018) pagi. Perlintasan sebidang kereta api Manahan pun mulai ditutup hingga delapan bulan ke depan.
Pantauan Solopos.com di lapangan, kendaraan di Jl. Dr. Moewardi yang akan melewati perlintasan sebidang itu diarahkan petugas Polresta Surakarta dan Dishub Solo untuk belok ke barat (Brengosan) maupun ke timur (Pasar Nongko) di Jl. Hasanudin. Sementara itu, warga yang mengantarkan anak ke sekolah harus mencari rute alternatif.
Seperti yang dilakukan Retno, warga Perumahan Fajar Indah. (baca juga: FLYOVER MANAHAN SOLO : Perhatikan! 7 Ruas Jalan Ini Mengalami Perubahan Rekayasa Lalu Lintas)
Biasanya dia mengantar anaknya ke SDN 16 Mangkubumen dan SMP Al Azhar Syifa Budi di daerah Gondang. Pada Senin pagi, dia mengubah rutenya. Selama ini dia mengantar anak pukul 06.30 WIB menggunakan mobil, kini dia berangkat pukul 06.00 WIB mengendarai sepeda motor untuk mengantar ke SDN 16.
Rutenya juga berubah, dari Fajar Indah ke Jl. M. H. Thamrin, lalu Jl. Hasanudin, masuk Jl. Slamet Riyadi, baru ke Kota Barat. Biasanya dia melewati perlintasan sebidang Manahan.
"Ini saya lagi cari rue alternatif," kata Retno di depan SDN 16.
Sedangkan anaknya yang SMP dia minta naik Go-Jek.
Pelajar yang mengendarai sepeda onthel, Andi, juga kebingungan karena tidak bisa melewati perlintasan sebidang Manahan dari Jl. Dr. Moewardi. Pelajar SMKN 7 itu akhirnya melewati Brengosan untuk menuju sekolahnya di Manahan.