Soloraya
Minggu, 11 Maret 2018 - 22:35 WIB

Waswas, Pemkot Solo Siapkan Skenario Perpanjangan Waktu Revitalisasi Pasar Klewer Timur

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja membongkar atap Pasar Klewer Solo sisi timur, belum lama ini. (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Koran Solo)

Pemkot Solo menyiapkan skenario perpanjangan waktu pengerjaan Pasar Klewer timur karena waswas DIPA dari pemerintah pusat molor.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mulai harap-harap cemas terkait pelaksanaan pembangunan Pasar Klewer timur yang hingga kini belum ada kejelasan. Sebagai langkah antisipasi, Pemkot menyiapkan skenario perpanjangan waktu pengerjaan pasar tersebut.

Advertisement

Skenario perpanjangan ini akan diberlakukan jika proyek pembangunan pasar tekstil terbesar di Jawa Tengah itu baru mulai dikerjakan Agustus mendatang. “Kemarin kami sudah menanyakan [pembangunan Pasar Klewer timur] langsung ke Mendag [Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito] saat ke Solo. Namun katanya suruh tunggu saja,” kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo Subagiyo kepada Solopos.com, Minggu (11/3/2018).

Pembangunan Pasar Klewer sisi timur seharusnya dikerjakan tahun ini setelah molor setahun lalu. Pasar ini dibangun dengan dana bantuan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) senilai Rp57 miliar.

Advertisement

Pembangunan Pasar Klewer sisi timur seharusnya dikerjakan tahun ini setelah molor setahun lalu. Pasar ini dibangun dengan dana bantuan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) senilai Rp57 miliar.

Pencairan anggaran tersebut hingga kini tinggal menunggu terbitnya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai dasar pelaksanaan lelang dan pembangunan Pasar Klewer timur. Sejumlah skenario disiapkan Pemkot dalam pelaksanaan pembangunan pasar itu jika kepastian anggaran mepet diterima Pemkot.

Baca:

Advertisement

Selain meminta masa perpanjangan waktu pengerjaan, Pemkot juga akan meminta palilah ke Raja Keraton Solo Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi terkait masa perpanjangan sewa lahan Alun-alun Utara (Alut). Molornya pengerjaan akan berdampak pada sewa lahan Alut yang telah disepakati Pemkot bersama Keraton.

Masa sewa lahan Alut berakhir pada September tahun ini. “Nanti kami minta palilah Sinuhun [soal sewa lahan Alut],” katanya.

Selain dihadapkan pada persoalan belum jelasnya pembangunan Pasar Klewer timur, Pemkot juga kini tengah galau karena barang rongsokan bekas pasar darurat di Alut belum laku. Pasar darurat tersebut sebelumnya digunakan sebagai lokasi pasar sementara bagi pedagang Pasar Klewer barat.

Advertisement

Pemkot berencana melelang bekas pasar darurat Pasar Klewer di Alut dengan harga berapa pun. Hal itu dilakukan setelah dua kali pelaksanaan lelang gagal menghasilkan pemenang.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan pasrah dengan nilai tawar peserta lelang ketiga nanti. Menurutnya barang yang akan dilelang itu sudah tidak memiliki nilai tawar yang baik. Selain itu harga yang ditawarkan Pemkot dianggap terlalu tinggi.

Dalam lelang digelar Mei 2017 lalu, nilai penawaran terendah ditetapkan Rp7.289.105.100 dan uang jaminan Rp 1,5 miliar. Lelang itu meliputi pembongkaran bangunan rangka baja, atap, dan fondasi. Nilai penawaran terendah itu dianggap masih terlalu tinggi sehingga peserta lelang banyak yang memilih mundur.

Advertisement

“Mungkin barangnya itu kalau dimanfaatkan atau dijual lagi hitungannya enggak masuk,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif